Jakarta (ANTARA News) - Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat, 17-29 September, dijadikan atlet asal DKI Jakarta untuk batu loncatan supaya bisa turun dikejuaraan yang levelnya lebih tinggi yang salah satunya Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang.

"Pembinaan yang kami lakukan berorientasi internasional. Merekrut atlet-pun kami sesuaikan dengan standar internasional yang ditetapkan masing-masing cabang olahraga. Tujuan akhir kami bukan PON Jawa Barat," kata Ketua KONI DKI Jakarta, Raja Sapta Ervian di Jakarta, Kamis.

Meski demikian, pria yang akrab dipanggil Eyi tidak menampik jika kontingen ibu kota ini bertekad untuk mempertahankan predikat juara umum kejuaraan empat tahunan ini yang sebelumnya diraih pada kejuaraan yang sama yaitu PON 2012 di Riau.

"PON sebagai ajang pembuktian bagi atlet untuk berkompetisi di dalam negeri. Semangat itulah yang perlu dibangun. Bukan fanatisme daerah yang justru dikedepankan," katanya menegaskan.

Dengan target bisa mengirimkan banyak atlet ke ajang internasional, mantan Ketua Pengprov Forki DKI Jakarta itu menjelaskan jika pihaknya akan terus membina atlet yang ada saat ini hingga setelah semuanya turun pada PON 2016 Jawa Barat.

Apa yang akan dilakukan oleh KONI DKI Jakarta ini seiring dengan harapan dari Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Berdasarkan instruksi dari orang nomor satu di ibu kota ini, pembinaan atlet DKI Jakarta selepas PON akan difokuskan untuk berlatih di luar negeri.

Pada PON 2016, kontingen DKI Jakarta diperkuat 1.288 orang yang terdiri 902 atlet, 270 pelatih lokal, 25 pelatih asing, 33 teknisi dan 58 manajer cabang olahraga. Kontingen ibu kota ini akan turun di 44 cabang olahraga yang dipertandingkan.

Khusus untuk target, kontingen DKI Jakarta akan mengejar lebih dari 100 medali emas dari 756 keping medali emas yang diperebutkan. Meski demikian, sejumlah kendala non-teknis diungkapkan Eyi, menjadi kendala bagi kontingen DKI untuk bisa meraih target medali emas tersebut.

 "Dalam dinamikanya banyak aturan yang berubah-ubah. Misalnya saja di cabor renang, tiba-tiba ada pembatasan umur, padahal sebelumnya tidak dibahas. Kemudian di ajang bridge, jadwalnya banyak yang dibenturkan, sehingga atlet tidak bisa bertanding di dua nomor. Tapi kami tetap berupaya maksimal memenuhi target awal," ujarnya.

Terkait bonus yang disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta, adik promotor tinju Raja Sapta Oktohari ini mengatakan pihaknya mendapatkan dana sebesar Rp270 miliar. Namun, KONI DKI bersama Pemprov masih membahas besaran pembagian bonus bagi peraih medali emas, perak, maupun perunggu di PON 2016 termasuk klub dimana atlet bernaung.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016