Jakarta (ANTARA News) - Jenazah anggota kelompok mujahidin Indonesia Timur (MIT), Andika Eka Putra alias Andika alias Hilal, tiba di RS Bhayangkara Polda Sulteng sekitar pukul 16.20 Wita.

Jenasah Andika tiba jelang beberapa saat kedatangan anggota lain MIT, Basri alias Bagong, yang ditangkap oleh tim Satgas operasi tinombala yang juga dievakuasi ke RS Bhayangkara.

Setelah di RS Bhayangkara, jenazah andika langsung dimasukan ke dalam ruangan jenazah untuk dilakukan identifikasi oleh tim Identifikasi Korban Bencana (DVI). Sementara Basri langsung dibawa ke ruangan tindakan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan.

"Tindakan selanjutnya dilakukan pencocokan DNA dengan pihak keluarga," kata juru bicara Satgas Tinombala, AKBP Hari Suprapto, di Palu, Rabu sore.

Menurut dia, walaupun secara fisik dan pemeriksaan luar, jenazah tersebut telah dipastikan Andika, namun sesuai dengan prosedur, tetap dilakukan pencocokan DNA.

Basri juga sudah melihat jenazah tersebut dan membenarkan bahwa itu adalah Andika,� ungkap Hari.

Saat ini kata hari, pihaknya telah memiliki data based, siapa saja pihak keluarga Andika yang akan diambil sampel DNA nya untuk dilakukan pencocokan.

"Jadi prosesnya akan dilakukan secepat mungkin," tutup Hari.

Sebelumnya tim Satgas Tinombala menemukan mayat Andika, sekitar pukul 09.00 WITA Rabu, di sungai Puna, Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan (PPS).

Setelah itu, sekitar pukul 09.30 Wita, jenazah kemudian dievakuasi ke Polsek PPS untuk dilakukan strerilisasi.

Jenazah yang ditemukan menggunakan kaus lengan panjang warna hitam dan celan panjang warna biru kehitaman, serta menggunakan rompi serbu yang berisi bom lontong dan tas berisi perbekalan.

Jenazah dipastikan belum lama hanyut di sungai, karena belum ditemukan tanda-tanda pembengkakan pada tubuh jenazah dan masih dalam kondisi utuh.

Selain itu, terdapat luka-luka pada kening jenazah, diduga akibat benturan karena terjauh ke dalam sungai.

Pewarta: Fauzi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016