London (ANTARA News) - Tari Pacah Piriang dari Sumatera Barat yang dibawakan seniman Indonesia yang menetap di Paris, Wulan Panyalai-Chaniago, mempesona dalam acara Rumpun Minang Belgia di Eropa.

"Bahagianya bisa berbagi seni Budaya dengan Urang Minang di Rantau Eropa," ujar Wulan Panyalai-Chaniago kepada Antara London, Kamis yang juga menyumbang Tari Baju Kurung di acara Halal bi halal Rumpun Minang Belgia.

Rumpun Minang Belgia mengadakan pesta sederhana bertema "persahabatan dengan mengundang masyarakat Minangkabau di Belgia dan Eropa antara lain dari Prancis, Belanda dan Jerman serta kerabat Indonesia di Belgia.

Wulan mengatakan acara yang bertujuan untuk mempererat persahabatan keluarga Indonesia di rantau, sekaligus mempromosikan budaya Minangkabau dan wisata Sumbar.

Dikatakannya acara pesta orang Minang di Rantau ini juga pernah digelar tahun lalu, dan sementara acara tahun ini dimeriahkan oleh tari-tarian, penyajian lagu-lagu Minang dan berbalas pantun. 

Penari-penari dan pemusik adalah anak-anak masyarakat Indonesia yang ada di Belgia.

Tahun ini Rumpun Minang beruntung dapat menampilkan artis kawakan Minangkabau, Wulan Panyalai-Chaniago dari Keluarga Minangkabau yang lama menetap di Paris. Rumpun Minang Belgia yang terbentuk sejak tahun 2014, pada saat kawan-kawan Minangkabau berkumpul bersama bersilahturahmi secara berkala.

Kumpulan ini kemudian bersepakat membuat pesta/acara Minangkabau tahunan untuk memperkenalkan adat istiadat dan budaya Minangkabau kepada masyarakat luas, mempromosikan wisata Sumbar, sekaligus memperdalam rasa cinta tanah air dalam diri masyarakat perantauan.

Rumpun Minang Belgia juga beraspirasi menjalin kerja sama dengan kelompok-kelompok etnis Indonesia lainnya di Belgia dalam kerangka keragaman budaya Indonesia.

Secara organisasi, Rumpun Minang Belgia saat ini masih menganut sistem musyawarah mufakat dalam arti belum mempunyai kerangka yang lengkap. Secara lepas Rumpun Minang diketuai oleh Muhammad Iqbal, namun pelaksanaan sehari-hari dimusyawarahkan bersama di antara aktivis yang praktis terjun dalam segala penyelenggaraan menyangkut kegiatan Rumpun Minang. 

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016