Pontianak (ANTARA News) - Beragam kejadian yang ada di Indonesia, terutama menyangkut perekonomian, membuat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Usman Jafar, mempunyai pendapat sendiri. "Indonesia itu negeri yang aneh," kata Usman Jafar di Pontianak, Selasa. Menurut dia, salah satu keanehan itu terlihat dari bertumpuknya uang perbankan di Bank Indonesia (BI) yang nilainya diperkirakan mencapai 200 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Namun, ia menilai, kalau dibandingkan dengan dana yang mengucur ke sektor riil, maka jumlahnya amat tidak sebanding sehingga tidak mengherankan kalau pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Koperasi (UMKMK) kesulitan mendapatkan pendanaan. Ia menilai, hal itu tidak terlepas dari ketakutan para direksi di perbankan bahwa mengucurkan kredit secara tidak hati-hati dapat menyeret mereka ke penjara, sementara itu pengusaha masih membenahi persoalan-persoalan lama yang tersisa. "Ini menyebabkan pengusaha-pengusaha baru belum ada yang muncul dan menonjol di Indonesia. Semua masih didominasi muka-muka lama," kata Usman, yang mantan direktur di PT Lativi Media Karya itu. Institut Pertanian Bogor (IPB), lanjutnya, telah menghasilkan 600 doktor, tapi Indonesia masih mengimpor bahan-bahan makanan seperti jagung dan beras. "Para doktor itu banyak yang tidak kerja di lapangan, jadi pertanian kita masih belum optimal," ujarnya. Namun, ia menilai, ada pula pengusaha sukses meski latar belakang pendidikannya bukan di bidang ekonomi. Ia menyebut nama Chairil Tanjung, pemilik Para Group, yang berlatar belakang pendidikan dokter gigi. "Kalau Chairil Tanjung memilih menjadi dokter gigi, mungkin Para Group tidak ada," katanya. Dengan segala keanehan itu, Usman Jafar tetap berharap, Indonesia pada 2014 akan muncul calon-calon pengusaha baru yang ikut menggerakkan perekonomian Indonesia. Target Indonesia menjadi negara "super power" di bawah China, AS, Eropa dan India pada 2030, pun diharapkan terwujud. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007