Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Cikarang Dry Port (CDP) perlu menigkatkan kapasitas daya tampung guna menekan waktu bongkar muat barang di pelabuhan (dwelling time).

Dalam kunjungannya ke Cikarang Dry Port, Rabu, Luhut mengatakan daya tampung fasilitas perpanjangan Pelabuhan Tanjung Priok yang kini sekitar 60.000 TEUs - 70.000 TEUs perlu ditingkatkan agar bisa bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan besar di regional maupun dunia.

"Target pertumbuhan ekonomi kita 6 persen hingga 7 persen akan membuat pertumbuhan volume perdagangan kita semakin cepat, yang membutuhkan kapasitas pelabuhan yang lebih besar lagi. Tanjung Priok yang saat ini memiliki kapasitas sekitar 3 juta TEUs kita targetkan untuk dapat dinaikkan menjadi 16 juta TEUs. Singapura sekarang kapasitasnya sekitar 32 juta," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Luhut menyayangkan kapasitas yang digunakan saat ini masih jauh di bawah kemampuan anak usaha Jababeka Group itu.

Ia meminta agar pengelola segera mengindentifikasi masalah yang selama ini menghambat upaya penambahan kapasitas, untuk kemudian dibahas dengan kementerian terkait.

Menurut dia, masalah regulasi, langsir kereta, tata ruang, dan perpanjangan rel kereta dan lainnya harus dibicarakan dengan pemangku kebijakan.

"Kita bisa menjalankan kebijakan untuk mengoptimalkan dry port selama satu tahun, lalu setelah satu tahun kita evaluasi dan kita lakukan perbaikan agar kebijakannya dapat diimplementasikan secara lebih baik," ujarnya.

Lebih lanjut, Luhut menyampaikan keinginannya agar "pelabuhan kering" itu bisa mempersingkat "dwelling time" menjadi 2 hari dari saat ini yang masih sekitar 3 hari.

Menurjmut dia, penurunan "dwelling time" akan dapat menekan biaya logistik yang pada akhirnya meningkatkan daya saing industri nasional baik di dalam maupun luar negeri.

"Saya mendukung pengembangan dry port, termasuk menambah jumlah dry port yang ada, agar dwelling time dan biaya logistik dapat turun secara signifikan," katanya menambahkan Pulau Jawa membutuhkan lima "dry port" untuk bisa menurunkan biaya logistik.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016