Jakarta (ANTARA News) - Para penyelam Festival Selam "Unity in DIVER-city", merupakan rangkaian acara The Association for International Sport for All (TAFISA) World Games atau Pesta Olahraga Masyarakat 2016, meletakkan sebuah tugu di dasar laut Kepulauan Seribu, Jakarta.

Ketua Panitia Pelaksana TAFISA World Games 2016 Hayono Isman mengatakan kegiatan tersebut menjadi bentuk perhatian terhadap lingkungan karena stupa itu berguna untuk rumah ikan.

"Ada sekitar 200 penyelam dari berbagai negara yang terlibat. Mereka ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan laut sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa," ujar Hayono di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu.

Selain ingin meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, acara yang melibatkan penyelam dari negara-negara seperti Malaysia, India, Amerika, Perancis, Inggris, Singapura, Afrika Selatan, Cina, Australia, dan Filipina itu juga ingin mempopulerkan olahraga selam rekreasi di Indonesia.

Sebab, negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki wilayah laut yang luas dan titik penyelaman yang indah.

Kegiatan "Unity in DIVER-city" ini sendiri dilaksanakan bersama dengan Masyarakat Selam Indonesia (MASI).

Ketua MASI Ricky Soeraputra menyatakan penting adanya seorang penyelam rekreasi tetap menjaga kelestarian lingkungan laut selama melakukan kegiatan bawah air.

"Karena itulah dalam acara ini kami juga mengadakan kegiatan membersihkan laut sembari menyelam," tutur Ricky.

Adapun menurut Ketua Panitia Pelaksana Hayono Isman, pelaksanaan TAFISA World Games 2016 mulai Kamis (6/10) hingga hari ini, Sabtu (8/10) berjalan dengan lancar.

Selama tiga hari itu, sudah beberapa olahraga rekreasi yang dipertandingkan maupun ditampilkan. Salah satu yang cukup menarik adalah Indonesia berhasil membuat rekor dunia layang-layang daun terbesar dengan ukuran layangan tinggi lima meter dan lebar empat meter.

Layangan buatan masyarakat Suku Muna, Sulawesi Tenggara itu berhasil terbang dengan ketinggian sekitar 20 meter dan sempat mengudara selama kurang lebih satu jam.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016