Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan mengharapkan kampanye pilkada maupun pilpres harus menjaga persatuan dan kesatuan sehingga para kandidat tidak menyinggung masalah suku,agama,ras, dan antargolongan dalam materi kampanyenya.

"Secara prinsip harus menjaga persatuan dan kesatuan, kita setuju untuk tidak boleh menyentuh aspek SARA dalam kampanye," katanya di Gedung Nusantara III, Jakarta, Selasa.

Taufik mengatakan, apa pun proses demokrasi itu jangan sampai terjadi hal-hal yang memiliki potensi disintegrasi bangsa terutama menyangkut isu-isu SARA yang tidak bertanggung jawab.

Dia berharap kepada siapa pun harus berhati-hati memberikan pernyataan karena tiap orang harus saling asih asah dan asuh kepada sesama.

"Mayoritas mengayomi dan minoritas yang merupakan bagian bangsa ini harus memberikan dukungan dan menghormati," ujarnya.

Mengenai permintaan maaf bakal calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama terkait isu SARA, Taufik menilai harus mencermati terlebih dahulu karena proses hukum dengan proses penyampaian maafkan adalah dua hal yang berbeda.

Dia menjelaskan, proses hukum terkait dengan ada yang melaporkan dan ada pihak yang melapor.

"Selama pihak melaporkan dan pihak terlapor sudah ada kesepahaman tentunya itu ruang yang tidak bisa diintervensi oleh siapa pun namun hanya kedua belah pihak," ujarnya.

Politisi PAN itu menilai pelajaran berharga dari peristiwa itu adalah jangan sampai Pilkada ternodai hanya karena masalah perbedaan pandangan dan pilihan.

Selain itu menurut dia, jangan sampai pilkada dinodai oleh hal-hal yang menyentuh potensi disintegrasi bangsa.

"Saya tidak melihat secara utuh videonya. Namun ini secara prinsip, bagaimanapun pemilihan kepala daerah sensitivitas dengan isu sara harus dihindari oleh semua pihak," katanya.

Dia berharap semua pihak jangan sampai melakukan aksi provokasi yang tentunya dilarang dan tidak memulai kampanye sebelum ditentukan KPU.T.I028/B/A011/A011) 11-10-2016 14:08:25

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016