Yogyakarta (ANTARA News) - Pusat Kebudayaan Universitas Gadjah Mada yang menempati bekas gedung Purna Budaya di Bulaksumur Yogyakarta secara resmi diubah namanya menjadi Pusat Kebudayaan Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri. Peresmian nama baru itu dilakukan Rektor UGM Prof Dr Sofian Effendi, Sabtu malam. Menurut Sofian Effendi, nama Pusat Kebudayaan UGM mulai dipakai pada akhir Februari 2007 menggantikan nama Purna Budaya. Kata dia, sebelum berganti nama menjadi Pusat Kebudayaan UGM, sudah ada beberapa usul penggunaan nama yang spesifik. Setelah Koesnadi Hardjasoemantri meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat Garuda GA-200 di Bandara Adisutjipto Yogyakarta 7 Maret lalu, muncul gagasan untuk menggunakan nama almarhum sebagai pengganti nama Pusat Kebudayaan UGM. Tujuan dari penggunaan nama almarhum itu, menurut Sofian Effendi untuk mengingat jasa dan pemikiran almarhum selama ini yang banyak memberi andil bagi kemajuan dan perkembangan UGM. Ia mengatakan, selain mengganti nama Pusat Kebudayaan UGM menjadi Pusat Kebudayaan Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri, untuk menghormati jasa almarhum, rencananya juga akan dibentuk Yayasan Prof Dr Koesnadi Harjasoematri. Kegiatan yayasan ini antara lain memberikan beasiswa bagi mahasiswa Universitas Gunungkidul. "Itu salah satu obsesi besar almarhum semasa hidupnya," kata rektor UGM. Menurut dia, selama ini almarhum aktif mencari dana, mengorbankan waktu, pikiran serta perhatiannya untuk mendirikan Universitas Gunungkidul di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Acara peresmian nama Pusat Kebudayaan Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri bertepatan dengan peringatan 40 hari meninggalnya mantan rektor UGM tersebut. Salah seorang putri almarhum, drg Indira Laksmi mewakili keluarga pada kesempatan itu memberikan sambutan ucapan terimakasih atas penghargaan yang diberikan UGM kepada almarhum melalui nama Pusat Kebudayaan tersebut. Ketika Gedung Purna Budaya akan diubah menjadi Pusat Kebudayaan UGM, almarhum menjadi penasehat Tim 11 yang bertugas memformulasikan fungsi Pusat Kebudayaan itu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007