Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan dwelling time di Pelabuhan Belawan Medan dan Tanjung Perak Surabaya sudah membaik menjadi kurang dari empat hari.

"Beberapa waktu lalu di dwelling time di Belawan Medan sudah kurang dari 4 hari, demikian juga dengan Tanjung Perak Surabaya," kata Menhub saat peluncuran Buku 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Akselerasi Mewujudkan Indonesia Sentris di Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan dwelling time atau waktu pengeluaran barang dari pelabuhan di Belawan dan Perak sudah mendekati di Tanjung Priok Jakarta yang mencapai sekitar 3 hari.

"Waktu itu di Medan mencapai 6 hari karena banyak izin ekspor harus ditandatangani eselon I berbagai kementerian dan tidak online," kata Budi.

Presiden Joko Widodo pernah memerintahkan Kapolri untuk menindak dan menangkap kemungkinan adanya pelaku praktik pungutan liar (pungli) di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara terkait dengan masih lamanya dwelling time di pelabuhan itu.

"Saya perintahkan kepada Kapolri, pelaku-pelaku pungli ditangkap, enggak ada toleransi lagi, kalau tidak, akan seperti ini terus," kata Presiden Jokowi kepada wartawan setelah Peresmian Pengoperasian Terminal Peti Kemas Kalibaru, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, September lalu.

Presiden mengatakan di Pelabuhan Belawan, dwelling time masih mencapai tujuh hari karena masih ada praktik-praktik pungli yang tidak diinginkan.

Padahal ia menegaskan penetapan dwelling time yang lebih singkat tidak semata berlaku di Tanjung Priok tapi untuk semua pelabuhan termasuk Tanjung Perak, Jawa Timur; Tanjung Emas, Jawa Tengah; Belawan, hingga Soekarno-Hatta, Makasar.

"Laporan yang saya terima yang sudah cukup baik di Tanjung Priok dan Makasar, yang lain masih belum," katanya saat itu.

Presiden menegaskan tidak akan memberikan toleransi apapun kepada para pelaku pungli di lapangan.

"Kita tangkap saja kalau ada yang masih main-main seperti itu, tidak ada perintah lain," katanya.

Presiden sendiri menargetkan dwelling time bisa mencapai angka dua hari sebagaimana sejak dua tahun lalu ia sampaikan.

Meski di Tanjung Priok diakuinya sudah semakin membaik, ia menegaskan semua pelabuhan harus menuju ke target angka dua tersebut.

Peluncuran Buku


Buku 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Akselerasi Mewujudkan Indonesia Sentris disusun oleh Tim Website PresidenRI.go.id Kantor Staf Kepresidenan.

Judul tersebut dipilih karena jika pada tahun pertama adalah pembangunan pondasi, maka fokus tahun kedua adalah akselerasi atau percepatan.

Deputi IV Kepala Kantor Staf Kepresidenan Eko Sulistyo selaku penggagas buku setebal 476 halaman itu mengatakan tahun kedua pemerintahan Jokowi merupakan pekerjaan membangun pondasi ekonomi, mempercepat pembangunan demi memenuhi janji kesejahteraan.

Menurut Eko, Presiden Jokowi serius membangun Indonesia dari pinggiran, dari pulau-pulau terluar, dari daerah perbatasan dan dari kawasan Indonesia Timur, terutama Papua yang bisa dikatakan masih sebatas menikmati Indonesia dalam makna NKR belaku tapi belum menikmati dalam makna keadilan dan kesejahteraan.

"Dengan Indonesia sentris Presiden Jokowi ingin menyatakan bahwa Indonesia bukanlah sebuah persatuan yang abstrak tapi betul-betul nyata dapat dinikmati," kata Eko.

Buku setebal 476 halaman itu dilengkapi puluhan foto kerja nyata Presiden Jokowi blusukan ke bebagai daerah nusantara.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016