Jakarta (ANTARA NeWs) - Departemen Luar Negeri Republik Indonesia memastikan bahwa tidak ada satu mahasiswa Indonesia pun yang menjadi korban dalam peristiwa amukan tembakan di Universitas Virginia Tech, Amerika Serikat, Senin lalu. "Di universitas itu memang terdapat 16 warga negara Indonesia yang bersekolah di sana, namun setelah KBRI melakukan koordinasi dengan pihak setempat diperoleh kepastian bahwa tidak ada mahasiswa kita yang menjadi korban," kata Jurubicara Deplu RI, Kristiarto Legowo, kepada ANTARA, di Jakarta, Selasa. Jubir Deplu RI itu menyebutkan bahwa setelah peristiwa berdarah itu, KBRI Washington segera melakukan koordinasi dengan pusat informasi Universitas Virginia Tech untuk memastikan keselamatan WNI yang belajar di universitas itu. Sementara itu, seorang pria bersenjata menewaskan 32 orang di Universitas Virginia Tech, banyak di antara mereka mahasiswa yang akan mengikuti kuliah, dan kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas Senin (16/4), dalam penembakan membabi-buta paling mematikan dalam sejarah AS. Kebanyakan orang yang tewas adalah mahasiswa yang mengikuti kuliah di satu ruangan Virginia Tech, tempat pria bersenjata itu tampaknya menggunakan rantai untuk mengunci pintu sebelum menembaki korban, kata beberapa pejabat universitas dan polisi. Lima belas orang cedera, termasuk mereka yang ditembak dan beberapa mahasiswa cedera karena melompat dari jendela dalam upaya secara kalut untuk menyelamatkan diri dari tembakan, kata beberapa pejabat. Amukan itu terjadi dua jam di dua tempat terpisah kampus tersebut pada pagi hari. Polisi menyatakan percaya hanya satu orang bersenjata api bertanggung jawab atas kejadian itu. "Ini tragedi dengan tingkat luar biasa," kata Rektor Virginia Tech, Charles Steger kepada wartawan. Itu merupakan salah satu penembakan terburuk di kampus universitas Amerika Serikat sejak pembantaian di Universitas Texas di Austin pada 1 Agustus 1966. Charles Whitman membunuh 15 orang, termasuk ibu dan istrinya pada malam sebelumnya, dan melukai 31 orang lain dalam penembakan itu. Virginia Tech, dengan 26.000 mahasiswa, terletak di baratdaya negara bagian tersebut, sekitar 390 kilometer dari Washington. Kebanyakan penembakan terjadi di bagian kampus bernama Balai Norris, kata kepala pengaman kampus Wendell Finchum. Jaringan televisi berita CNN menyatakan 20 orang dirawat akibat luka tembak. Universitas itu membatalkan kuliah dan meminta mahasiswa tetap di dalam, mengunci pintunya dan menyingkir dari jendela sesudah penembakan itu, yang dilaporkan sesaat sesudah 09.30 waktu setempat(20.30 WIB). Penembakan itu pertama dilaporkan terjadi di aula Ambler Johnston Barat, asrama yang menampung sekitar 900 mahasiswa. (*)

Copyright © ANTARA 2007