Jambi (ANTARA News) - Gubernur Jambi Zumi Zola mengatakan evakuasi 11 penambang emas yang terjebak di dalam lubang galian tambang di Kabupaten Merangin terus dilakukan meski masa pencarian tujuh hari sudah lewat.

"Kami semua akan berupaya, dan memang apa yang kita kerjakan ini tidak mudah. Kita sama-sama berdoa semoga semua korban bisa dievakuasi," katanya di Jambi, Minggu.

Sebanyak 11 penambang emas terjebak di dalam lubang galian sejak Senin (24/10) kemarin dan memasuki hari ke-tujuh korban belum berhasil dievakuasi.

Penambang emas ilegal atau biasa disebut penambangan emas tanpa izin (peti) itu melakukan penambangan dengan membuat lubang antara 30-50 meter.

Diduga saat menggali air masuk ke lubang tambang, sebab lubang galian penambang tepat di bawah Sungai Batang Merangin dengan kedalaman tujuh meter lebar sekitar 20 meter.


Lokasi yang menjadi tambang emas tersebut tepatnya berada di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, kabupaten setempat.


Gubernur mengaku sudah melihat langsung lokasi tambang tempat 11 pekerja tersebut terjebak. Dia mengatakan lubang para pekerja hanya bisa dilalui satu orang saja, untuk memutar badan pun tidak bisa dan keluar harus dengan gerakan mundur.

"Curah hujan tak kunjung berhenti pompa air yang disediakan sudah tidak memungkinkan lagi, airnya tidak berkurang-kurang. Tapi kita terus berusaha dengan opsi-opsi lain, kemungkinan di seberang sungai akan digali dengan mengunakan alat berat," katanya menjelaskan.

Dikatakannya, kegiatan tambang emas ilegal ini sudah disampaikannya kepada Kapolri dan menteri terkait, untuk dapat mencarikan solusi.

"Kita sudah sampaikan ke Kapolri dan Menteri terkait tentang kenyataan di lapangan. Pemerintah sudah melarang untuk tidak melakukan aktivitas tambang emas yang merusak lingkungan. Dimana air sungai tercemar dan mempunyai risiko yang sangat tinggi seperti kejadian sekarang ini," ujarnya.

Gubernur juga menyebut akan mengkaji aktivitas tambang emas di wilayahnya secara umum, namun yang pastinya aktivitas itu ke depannya tidak merusak dan mencemari lingkungan serta terjamin dari sisi keselamatan serta hasilnya mensejahterakan rakyat.

"Ini jadi pelajaran kita khususnya semua masyarakat yang melakukan aktivitas ini. Logikanya menggali di bawah sungai yang deras itu risikonya sangat besar sekali. Kita lihat tadi ada lubang setiap pinggiran sungai, tak terpikirkan oleh kita gimana musibahnya," katanya menambahkan.

Sementara itu, Bupati Merangin AL Haris juga mengatakan setelah memasuki tujuh hari dan evakuasi korban belum berhasil, maka proses evakuasi diperpanjang lagi selama tujuh hari ke depan.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016