New York (ANTARA News) - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton unggul lima persen poin atas capres Partai Republik Donald Trump dalam perolehan suara, atau hanya turun sedikit sejak FBI pekan lalu menyampaikan sedang meninjau surat elektronik (surel) baru dalam penyelidikan terhadap mantan menteri luar negeri AS itu.

Hal itu berdasarkan sebuah jajak pendapat dari Reuters/Ipsos yang dirilis pada Selasa.

Sebanyak 44 persen kemungkinan pemilih mengatakan mereka akan mendukung Hillary, sementara 39 persen lainnya mengatakan mereka akan mendukung Trump, menurut survei yang dilakukan pada 26-30 Oktober.

Hillary sebelumnya telah mengadakan keunggulan sebesar enam poin atas Trump dalam lima hari pelacakan jajak pendapat Kamis lalu.

Namun, jajak pendapat lain menunjukkan keunggulan Hillary tergelincir lebih tajam. Real Clear Politics, yang membuat rata-rata banyak dari hasil jajak pendapat utama, menunjukkan bahwa keunggulan Hillary telah menurun dari 4,6 poin pada Jumat menjadi 2,5 poin pada Senin.

Direktur FBI James Comey mengatakan kepada Kongres AS dalam sebuah surat yang diumumkan pada Jumat bahwa pihaknya sedang mencari surel baru yang mungkin terkait dengan Hillary Clinton, yang telah diperiksa oleh FBI atas penggunaan server pribadinya dan cara dia menangani informasi rahasia ketika menjabat sebagai menlu AS.

FBI telah mengungkapkan sangat sedikit kepada masyarakat tentang surel baru dalam penyelidikan itu, kecuali informasi bahwa surel terbaru itu ditemukan selama penyelidikan atas kasus suami dari ajudan Hillary Clinton.

Pada Juli, Comey menyimpulkan bahwa Hillary dan stafnya telah "sangat ceroboh" dalam penanganan informasi rahasia, tetapi tidak ada cukup bukti untuk membawa tuntutan pidana.

Pada Jumat, Comey mengatakan kepada Kongres AS, "Kami tidak tahu seberapa signifikan kumpulan surel yang baru ditemukan ini".

Dalam jajak pendapat terpisah, yang mengikutsertakan capres alternatif, menunjukkan bahwa 43 persen mendukung Hillary Clinton, sementara 37 persen mendukung Trump, enam persen mendukung calon Libertarian Gary Johnson dan satu persen mendukung Jill Stein dari Partai Hijau.

Jajak pendapat menentukan orang-orang yang cenderung akan menjadi pemilih berdasarkan sejumlah faktor, termasuk riwayat voting, status pendaftaran dan pernyataan niat untuk memilih. Hasil jajak pendapat itu mengasumsikan bahwa 60 persen orang Amerika Serikat yang memenuhi syarat akan memilih. Hasil dari pemilu 2016 akan sangat bervariasi tergantung pada berapa banyak pemilih yang sebenarnya memberikan suara.

Saat ini, Hillary memimpin Trump di kedua skenario, baik dengan jumlah pemilih yang tinggi maupun rendah, menurut jajak pendapat terbaru.

Keunggulan Hillary adalah sebanyak lima poin jika 55 persen pemilih yang memenuhi syarat berpartisipasi, dan naik ke enam poin jika 70 persen orang Amerika memberikan suara, demikian Reuters melaporkan.

(Y012)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016