Dubai (ANTARA News) - Sebuah aliansi kelompok Sunni yang dipimpin Al-Qaeda di Irak menyatakan telah mengeksekusi 20 polisi Irak yang mereka culik pekan lalu di wilayah utara negara tersebut, dalam sebuah pernyataan yang dipasang di Internet, Selasa. "Setelah berakhirnya batas waktu yang diberikan Negara Islam Irak kepada pemerintah `kafir` (Perdana Menteri Nuri al-) Maliki mengenai ke-20 personel kementerian-kementerian dalam negeri dan pertahanan, pengadilan syariah memutuskan melaksanakan hukum Tuhan terhadap mereka," kata aliansi Negara Islam Irak itu. Kelompok tersebut mengatakan, sebuah rekaman eksekusi akan disiarkan di internet. Dalam sebuah pernyataan yang dipasang Jumat di situs berita yang digunakan muslim garis keras, kelompok tersebut menyatakan mereka memberi pemerintah Irak waktu 48 jam untuk membebaskan "saudari-saudari kami muslimah Sunni yang ditahan di penjara-penjara kementerian dalam negeri". Mereka juga menuntut "penyerahan anggota-anggota kementerian dalam negeri yang mengambil bagian dalam pemerkosaan saudara kami `Sabrin al-Janabi`... dan mereka yang membunuh dan menterlentarkan orang-orang kami di (kota utara) Tal Afar, dan mereka yang ikut memperkosa saudari-saudari kami di sana". Pemerkosaan wanita yang dikenal dengan nama samaran Janabi itu, yang muncul dalam tayangan televisi-televisi Arab dengan mengatakan bahwa ia telah diperkosa oleh aparat-aparat kementerian dalam negeri, menyulut perselisihan sengit di jajaran tingkat tinggi Irak. Para pemimpin Sunni umumnya mempercayai klaim wanita itu, namun Maliki, seorang Syiah, menolaknya dengan mengatakan bahwa tuduhan pemerkosaan itu direkayasa oleh para politikus Sunni untuk mencemarkan kepolisian pada saat operasi keamanan Baghdad diluncurkan. Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri hari Selasa membantah tegas klaim kelompok Al-Qaeda mengenai penculikan dan pembunuhan polisi tersebut. "Kelompok `Negara Islam di Irak` mengklaim mereka menculik sejumlah polisi. Kami memeriksa laporan tersebut dan mendapati bahwa itu tidak benar. Itu sebuah laporan yang menyesatkan," kata Brigjen Abdel Karim Khalaf. Khalaf, direktur pusat komando nasional kementerian dalam negeri, mengatakan, "Lucu bahwa mereka berbicara tentang penculikan... Laporan kepolisian kami mengatakan bahwa tidak ada polisi yang hilang." Secara terpisah, jurubicara kementerian pertahanan Mohammed al-Askari mengatakan, tidak ada prajurit Irak yang hilang.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007