Baghdad/Erbil, Irak (ANTARA News) - Pasukan khusus Irak meningkatkan serangan terhadap petempur ISIS di kubu pertahanan mereka di Mosul, Jumat, berusaha memperluas pijakan mereka di timur kota itu setelah pemimpin kelompok ISIS meminta petempurnya untuk tidak mundur.

Seorang pejabat Badan Kontra Terorisme Irak (Counter Terrorism Service/CTS) mengatakan pasukan CTS sudah melancarkan operasi besar.

Dia tidak memberikan rincian, namun para pejabat mengatakan pasukan bertempur di sedikitnya empat wilayah di timur kota pada Kamis, dan bisa berusaha mendesak ke Sungai Tigris yang mengalir melalui pusat Mosul.

Rekaman televisi Irak dari timur kota menunjukkan asap tebal kelabu membubung ke langit.

Pasukan reguler dan pasukan khusus Irak, milisi Syiah, petempur peshmerga Kurdi dan kelompok-kelompok yang didukung serangan-serangan udara pimpinan Amerika Serikat yang dilancarkan dua pekan lalu untuk merebut kembali Mosul.

Merebut kembali kota itu akan menghancurkan separuh kekhalifahan lintas batas yang dideklarasikan oleh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dari satu masjid Mosul dua tahun lalu.

ISIS juga menguasai bagian-bagian luas di negara tetangga Suriah, namun Mosul sejauh ini merupakan kota terbesar yang ada di bawah kendali militan garis keras di kedua negara itu, dan serangan untuk merebutnya kembali adalah serangan paling rumit di Irak sejak invasi 2003 pimpinan Amerika Serikat untuk menggulingkan Saddam Hussein.

Dalam pidato langka yang disiarkan Kamis, Baghdadi yang keberadaannya tidak diketahui mengatakan tidak akan ada mundur dalam "perang total" melawan pasukan yang melawan ISIS, memberi tahu petempurnya tetap setia dengan komandan-komandan mereka.

Kota itu masih menjadi rumah bagi hampir 1,5 juta orang, yang berisiko terjebak dalam perang urban brutal.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan kemungkinan adanya potensi krisis kemanusiaan dan eksodus pengungsi, meski pejabat-pejabat ISIS Irak menahan penduduk sipil sebagai perisai manusia.

Warga Mosul mengatakan kepada kantor berita Reuters lewat telepon bahwa petempur ISIS mengerahkan artileri dan peluncur roket di dalam dan dekat area permukiman.

Beberapa tersembunyi di pepohonan dekat Distrik Wahda di selatan, sementara yang lain di pasang di atap rumah-rumah yang diambil alih oleh militan di Distrik Ghizlani dekat bandara Mosul menurut mereka.

"Kami melihat petemput Daesh (ISIS) memasang senapan-senapan mesin di sepanjang tempat peluncuran roket, dan mortal," kata seorang warga Mosul.

Orang-orang di wilayah selatan dan utara dilaporkan pada Kamis malam bahwa tembakan-tembakan artileri dan roket dilancarkan dari distrik-distrik mereka ke arah pasukan menggetarkan rumah-rumah mereka.

Sementara ISIS bertahan di Mosul, militan melancarkan serangkaian serangan pengalihan di seluruh negeri sejak awal serangan.

Di kota kecil Shirqat, sekitar 100 kilometer selatan Mosul, militan menyerbu masjid dan beberapa rumah pada Jumat pagi menurut aparat kepolisian lokal, menewaskan tujuh tentara dan petempur dari pasukan Mobilisasi Populer Syiah atau Hashid Shaabi.

Para pemberontak menyeberang dari bagian timur Sungai Tigris ke kota itu pukul 03.00 pagi, mengambil alih Masjid al-Baaja dan menyebar ke gang-gang.

Pasukan keamanan memberlakukan jam malam dan menyatakan bala bantuan dari Hashid Shaabi dikirim ke kota.

Pasukan Irak dan petempur peshmerga Kurdi mengepungnya selama dua pekan dari utara, dari timur dataran Nineveh dan ke atas Sungai Tigris dari selatan.

Pasukan Hashid Shaabi yang utamanya meliputi milisi Syiah bergabung dengan serangan itu pada Sabtu, melancarkan serangan untuk memotong jalur pasokan atau jalur lari dari barat.

Juru bicara Hashid mengatakan mereka sudah maju tapi belum sepenuhnya menutup sisi barat, dan petempur mereka melihat dari kejauhan sejumlah mobil meninggalkan Mosul pada Kamis.
 

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016