Canberra (ANTARA News) - Sebanyak 18 mahasiswa riset Universitas Nasional Australia (ANU) yang menekuni studi-studi tentang Indonesia selama dua hari, 19 dan 20 April 2007, bertemu dan menyampaikan berbagai hasil kajian sementara mereka dalam sebuah lokakarya. Lokakarya yang diselenggarakan Kolese Asia dan Pasifik ANU itu tidak hanya diikuti para mahasiswa riset, terutama kandidat doktor asal Indonesia, tetapi juga mahasiswa riset asing yang menekuni studi-studi tentang Nusantara. Sejarawan kondang ANU, Robert Cribb, menyampaikan kata pengantarnya dalam diskusi yang membahas berbagai topik penelitian terbaru mengenai Indonesia yang ada di lingkungan perguruan tinggi papan atas Australia itu. Para pembicara dalam lokakarya yang diikuti lebih dari 40 orang itu adalah Brett Baker, Nur Aisyah Kotarumalos, Anika Kong, Ariane J.Utomo, Arief Anshory Yusuf, Riyana Miranti, Rachel Lorenzen, Bugi Kabul Sumirat, Lintje Pellu, Frieda Sinanu, David Jansen, dan Ian Campbell. Selain itu, Michelle Carnegie, Jenny Munro, Hew Wai Weng, Susi Sarumpaet, Khairil Annuar Mohammad Kamal, dan Septiana Dwiputrianti. Brett Baker yang dijadwalkan tampil pada sesi pertama bersama Nur Aisyah Kotarumalos dan Anika Konig misalnya menyampaikan hasil kajian bertajuk "agen-agen perubahan agama yang sesungguhnya: aktor asli dan kristenisasi di Maluku pada abad 16", sedangkan Nur Aisyah membawakan topik tentang "ide-ide tentang tanah air (home) di antara orang-orang Maluku di Belanda". Frieda Sinanu membahas tentang jaringan lembaga swadaya masyarakat lokal dan trans-nasional di Indonesia, David Jansen menyampaikan hasil kajiannya tentang keteraturan publik di level daerah di Indonesia, sedangkan Ian Campbell membahas masalah tentang "politik kesakitan: beberapa perbandingan terbaru tentang Indonesia di masa Soeharto dan Chile di bawah Pinochet. Masalah Muslim Tionghoa di Indonesia juga menjadi pokok bahasan mahasiswa riset asal Malaysia, Hew Wai Weng, dalam lokakarya yang juga menampilkan kajian tentang "dampak kinerja dari afiliasi kelompok usaha di Indonesia" oleh Khairil Annuar Mohd Kamal itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007