Jakarta (ANTARA News) - Penyelenggaraan bimbingan manasik haji dan umrah memiliki tiga manfaat atau tujuan, yakni membangun silaturrahim, anti-bipolar dan edukasi kosmo, kata Presiden Direktur First Travel Andika Surachman.

Dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin, Dirut PT First Anugrah Karya Wisata (First Travel) Andika mengatakan, membangun anti bipolar bahawa umat Islam merasakan dan bahkan pernah mengalami bagaimana dinamisasi masalah kejiwaan saat sekarang ini.

Kegiatan manasik itu dibentuk sebagai salah satu "vaksinasi" alamiah melalui pendekatan ritual, yakni manasik dan dzikir. "Saya sendiri pernah mengalami ini bagaimana dinamisnya hati dalam suatu perjuangan untuk menggapai sesuatu," kata Andika.

Kedua, silaturrahim bahwa membumikan silaturrahim, menyampaikan pesan bahwa ajaran Islam itu sangat indah. Tak hanya sisi spiritual, banyak hal yang ilmiah terbukti kebenarannya. Diantaranya, ajaran untuk menjalin silaturahim dan menyambungnya kembali jika terputus.

Hasil penelitian salah satu lembaga riset menyebutkan pertemanan dapat membantu seseorang hidup lebih lama dan melewatinya dengan penuh rasa bahagia.

"Ketika sambungan hubungan kekeluargaan dan persaudaraan itu berjalan dengan baik, dapat dibayangkan indahnya tatanan masyarakat yang akan tercipta sebagai hasil silaturrahim itu. Terbentukkan tatanan sosial saling membantu, mendukung dan melindungi, terciptanya nuansa penuh cinta dan kasih sayang, serta memperoleh ridha Allah SWT," kata Andika.

Ketiga, edukasi kosmo. Menyampaikan makna dalam manasik ada pesan dan energi dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengagungkan kebesaran-Nya dan menumbuh suburkan sifat cinta kepada antar-sesama.

"Melalui kegiatan ini ada upaya menyuburkan dan membumikan kecintaan kita pada manasik dan menjadikannya sebagai gaya hidup. Manasik mengandung nilai-nilai kemanusiaan, makna kemanusiaan dan pengamalan nilai-nilainya tak hanya terbatas pada persamaan nilai antar perseorangan dengan yang lain, tapi mengandung makna yang jauh lebih dalam dari sekedar persamaan tersebut," tutur Andika.

Pemerintah Arab Saudi rencananya akan memberlakukan biaya visa haji dan umrah. Menyikapi hal ini, Andika menyebutkan bahwa sebuah regulasi dibuat untuk ketertiban dengan tujuan kesejahteraan, kenyamanan, keadilan, dan sejenisnya. "Itu prinsip dasar mengapa regulasi dibuat," kata Andika.

Namun, menurut Andika kebijakan itu diharapkan tidak  revolusioner. "Harapan kami, kebijakan visa berbayar rencana akan diterapkan tidak revolusioner, namun bertahap agar para penyelenggara juga dapat mengikuti. adalah pelestarian budaya silaturrahim," demikian Andika Surachman.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016