... kami menyesalkan, kenapa harus naik...
Mataram, NTB (ANTARA News) - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menyesalkan masih ada wisatawan nekat mendaki melalui jalur tikus meski jalur pendakian resmi di Gunung Rinjani masih ditutup. 

Sebelumnya, seorang warga Malaysia, Ng Yin Teck (24), ditemukan tewas kemarin (9/11), di tempat pemandian air panas, Aik Kalak, di atas Gunung Rinjani.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Agus Santoso, Rabu, mengatakan, sudah menerima laporan kematian Ng itu. Dia sangat menyesalkan kejadian itu, karena sudah ada imbauan larang tidak boleh naik.

"Yang pasti kami menyesalkan, kenapa harus naik," katanya.

Menurut dia, Eg masuk ke jalur pendakian Rinjani menggunakan jalur tidak resmi atau jalur tikus. Pasalnya, dua jalur resmi pendakian, di Senaru (Kabupaten Lombok Utara) dan Sembalun (Kabupaten Lombok Timur), masih ditutup terkait status waspada II pasca letusan Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani.

"Mereka ini naik melalui jalur tidak resmi atau jalur tikus. Padahal kami sudah berkali-kali mengingatkan agar jangan mendaki selama pendakian resmi ditutup. Tetapi rupanya naik menggunakan jasa perjalanan wisata," jelasnya.

Dari kematian Ng itu, kata dia, mereka sedang mencari keterangan lebih lanjut dari biro perjalanan operator yang mendampingi wisatawan  itu. 

"Petugas kami bersama tim SAR dan delapan orang porter lokal ikut memmabntu melakukan evakuasi melalui jalur Senaru," ucapnya.

Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB, Ng yang berjenis kelamin laki-laki dengan nomor paspor A32571227, mendaki Gunung Rinjani lewat jalur Sembalun.

Korban pada saat itu ditemani seorang porter, seorang pramuwisata, serta satu orang perempuan pendaki lain asal Jerman berinisial JB (22).

Ng bersama rombongan mandi di pemandian air panas, pukul 12.30 WITA Selasa (8/11). Dia menyelam ke dalam air panas Aik Kalak beberapa menit, setelah itu tidak muncul lagi ke permukaan.

Karena dia tetap tidak muncul, anggota rombongan pendaki mencari dia. Tengah mencari itu, Ng tiba-tiba muncul mengapung dan sudah tidak bernyawa sekitar pukul 19.00 WITA.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016