Jakarta (ANTARA News) - Ibu Sinta Nuriyah Wahid, istri KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid (Presiden RI periode 1999-2001), menjadwalkan menemui warga korban lumpur dari proyek PT Lapindi Brantas Inc. di Sidoarjo, Jawa Timur, yang mengadakan demo dan bermukim sememtara di Tugu Proklamasi, Jakarta. "Ibu Sinta akan memberi dukungan moral pada warga korban lumpur," kata Nunik, orang dekat mantan Ibu Negara itu, ketika dihubungi via telepon di Jakarta, Kamis. Hanya saja, kata Nunik, ia belum bisa memastikan jam kunjungan tersebut, sebab saat ini hujan sedang mengguyur kawasan Jakarta. Semula direncanakan kunjungan Ibu Sinta sekira pukul 16.00 WIB. Sejumlah warga korban lumpur Lapindo menemui Gus Dur di gedung PBNU, Rabu, meminta dukungan terhadap tuntutan pembayaran ganti rugi `cash and carry` yang mereka ajukan ke pemerintah dan Lapindo. Salah seorang anggota rombongan, KH Abdul Fatah, mengatakan bahwa Gus Dur mendukung tuntutan warga, agar ganti rugi dibayarkan secara tunai langsung (cash and carry). "Saya bilang pada Gus Dur bahwa kita menuntut pembayaran 'cash and carry', dan Gus Dur bilang `ya`," katanya. Menurut Kiai Fatah, pernyataan singkat Gus Dur tersebut merupakan bentuk dukungan konkret meski Gus Dur tak sempat berdialog dengan warga korban Lapindo. "Walaupun cuma 'ngomong' tak langsung kepada warga, tapi itu bagi kami sudah merupakan dukungan. Gus Dur berarti setuju dengan kami," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Attahdzib di Kedungbendo, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, itu. Kiai yang pesantrennya juga turut jadi korban semburan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. itu mengungkapkan, Gus Dur juga mendukung langkah warga untuk menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan berharap, agar Presiden bersedia menemui warga. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007