Jakarta (ANTARA News) - Beberapa pendukung di Balai Rakyat Rumah Lembang menangis setelah mengetahui calon gubernur yang juga gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai tersangka kasus penistaan agama.

Salah satu pendukung, Mukti yang bekerja sebagai supir taksi sengaja mendatangi Rumah Lembang, tempat warga menyampaikan aspirasi ke Ahok, setelah mendengar berita dari salah satu tv swasta.

"Saya lagi narik trus nonton tv langsung saya putar mobil saya ke sini. Hati saya sendiri tetap milih Ahok. Saya sayang sama dia karena Ahok nolong keluarga saya. Tolong Pak Ahok tetap berjuang," kata Mukti di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu.

Sambil mengusap air mata dan menepuk dadanya, Mukti yang berdomisili di Pejaten Barat, Jakarta Selatan, tersebut mengatakan ia tidak percaya Ahok ditetapkan sebagai tersangka dan tetap mendukung cagub dengan nomor urut dua tersebut meskipun proses hukum tetap berjalan.

Menurut dia, selama Ahok menjabat Gubernur DKI Jakarta, banyak bantuan yang ia dapatkan, seperti fasilitas Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk putra bungsunya dan asuransi BPJS Penerima Bantuan Iuran untuk ketiga anaknya yang lain.

Selain Mukti, pendukung lainnya, Aminah dari Matraman mengatakan ia merasakan banyak perubahan berarti di Jakarta dalam dua tahun terakhir.

"Baru dua tahun Jakarta akhirnya disiplin, jadi gesit karena anak sekolah masuk lebih pagi, sudah gak banjir lagi, rakyat kecil juga dibiayai rumah sakit. Ini fakta yang berbicara," kata Aminah sambil terisak menangis.

Kabareskrim Mabes Polri komjen Pol Ari Dono Sukmanto hari ini menyampaikan kesimpulan gelar perkara kasus penistaan agama yang menyatakan Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama sebagai tersangka.

Namun demikian, pendukung Ahok-Djarot yang berkumpul di Rumah Lembang masih setia menyatakan dukungannya dengan menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar" sembari meneriakkan "salam dua jari".

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016