Trenggalek (ANTARA News) - Sedikitnya 16 rumah di empat desa Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur rusak berat dan ringan akibat terjangan material longsor yang meluncur dari lereng bukit.

Kapolsek Bendungan Sukeni, Jumat, mengatakan, jumlah unit rumah yang rusak maupun berisiko terdampak longsor lanjutan/susulan sampai saat ini masih terus didata karena retakan tanah meluas hingga kisaran dua hektare yang berada di lereng tebing, persis di atas pemukiman warga.

"Sementara tercatat ada empat rumah ambruk atau rusak berat, sisanya 12 rumah rusak ringan dan sedang," kata Sukeni dikonfirmasi di sela aksi kerja bakti warga bersama aparat di rumah salah satu korban yang rumahnya ambruk tertimpa longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan.

Selain terdeteksi di Desa Depok yang terdampak paling parah, longsor juga melanda sejumlah titik area pemukiman di Desa Masaran, Sumurub, serta Dompyong.

Guguran tebing yang longsor juga menyebabkan jalur alternatif antarkecamatan di Desa Depok putus total karena tertimbun lumpur bercampur kayu setebal dua meter dan lebar sekitar 10 meter.

"Longsor terjadi sporadis sejak Rabu (23/11) dan masih berpotensi terjadi longsor susulan hingga sekarang," katanya.

Asper Perhutani KRPH Trenggalek Sutono mengatakan, longsor murni dipicu hujan deras yang menyebabkan resapan tanah mengalami kejenuhan sehingga menjadi labil dan bergerak.

"Kalau melihat sekitar lokasi longsoran yang rimbun, vegetasi tanaman sangat baik. Jadi penyebabnya bukan karena tanah gundul atau vegetasi rusak, tapi memang curah hujan yang tinggi dan menyebabkan resapan tanah jenuh," katanya.

Tidak ada laporan korban jiwa dalam rangkaian bencana tersebut. Namun sekitar 52 warga dari total 17 KK yang ada di satu dusun Desa Depok terdampak longsor saat ini terpaksa diungsikan.

Menurut keterangan Sutono maupun tim Tagana Trenggalek Sumarni, pergerakan tanah di beberapa titik tebing dengan luasan mencapai dua hektare membahayakan keselamatan penduduk yang bermukim di bawahnya.

"Malam ini hampir semua warga yang pemukimannya diidentifikasi terdampak diungsikan di posko pengungsian yang disediakan daerah," ujarnya.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016