Jakarta (ANTARA News) - Sutradara film "Arisan" dan "Berbagi Suami", Nia Dinata, mengatakan bahwa industri perfilman nasional harus memperbaiki infrastrukturnya supaya tidak tertinggal dari negara-negara lain di Asia. "Dengan diadakannya South East Asia Film Festival (SEAFF) oleh Astro diharapkan dapat membuka mata para penguasa yang mengendalikan perfilman nasional saat ini untuk belajar dari para pembuat film di Asia Tenggara," kata Nia, dalam pembukaan SEAFF di MPX Pasaraya Grande Jakarta, Kamis. Menurut dia, selama ini banyak sekali proses akhir dari pembuatan film nasional yang diselesaikan di negara tetangga seperti Thailand. "Saya amat terbuka terhadap berbagai jenis film untuk diproduksi, termasuk film-film dengan tingkat imajinasi yang tinggi, tetapi sayangnya sampai saat ini Indonesia belum memiliki infrastruktur yang lengkap untuk menyelesaikannya sampai tahap akhir," ujarnya. Nia mengatakan, ia amat berharap dapat bertukar pikiran dengan para pembuat film di Asia Tenggara mengenai kebijakan perfilman nasional di negara mereka masing-masing. "Dengan hadirnya beberapa insan film dari Thailand, saya harapkan kita dapat bertukar pikiran mengenai kemungkinan kerjasama dalam sebuah produksi film," ucap dia. Selain itu, Nia pun berharap dapat berdiskusi dengan mereka tentang bagaiamana kebijakan perfilman di Thailand sehingga Indonesa mendapat berbagai masukan dalam rangka memperbaiki perfilman nasional. Sementara itu ketika ditanya bagaimana tanggapan masyarakat internasional terhadap film-film di Asia Tenggara, Nia mengatakan masyarakat internasional amat menyambut baik film-film itu karena memiliki tipe yang begitu berbeda dengan pakem-pakem Hollywood. "Ketika saya datang ke banyak festival film internasional, saya melihat begitu banyak tanggapan bagus dari mereka, karena film Asia yang lebih mengedepankan kultur serta kehidupan sehari-hari, sementara film Hollywood amat mengedepankan segi `action`-ya," kata dia. Nia menegaskan, film yang sejatinya merupakan media berekspresi harus tetap dibiarkan terbuka tanpa ada kotak-kotak yang membatasinya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007