...kita atur penangkapan subuh karena agar tidak ada waktu untuk menggulirkan dan menggoreng-goreng membangkitkan massa besar...
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan bahwa penangkapan 11 aktivis direncanakan pada Jumat (2/12) subuh.

"Kalau dipelintir keluar di media sosial, bapak-bapak paham betul kekuatan media sosial, mohon maaf, bagaimana sadisnya medsos bisa membalikkan semua," kata Tito dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi III DPR, Jakarta, Senin.

Tito menjelaskan bahwa kalau penangkapan dilakukan dua hari menjelang acara Doa Bersama pada Jumat (2/12) maka dikhawatirkan informasinya bisa bergeser seolah-olah ditujukan untuk menggembosi acara tersebut.

Alasan itulah yang menurut dia membuat Polri memutuskan menangkap para aktivis pada Jumat (2/12) pagi supaya tidak sampai ada upaya penggerakan massa.

"Berbahaya sekali, karena itu kita atur penangkapan subuh karena agar tidak ada waktu untuk menggulirkan dan 'menggoreng-goreng' (untuk) membangkitkan massa besar," ujarnya.

Ia mengatakan penangkapan itu dilakukan karena polisi tidak ingin ada gangguan terhadap agenda acara Doa Bersama yang pesertanya berasal dari berbagai penjuru Indonesia.

Tito mengatakan peserta Doa Bersama berniat beribadah dan polisi tidak ingin mengganggu kesucian niat tersebut.

"Mereka datang meminta proses hukum Basuki Tjahaja Purnama yang di opini mereka sudah menistakan agama. Mereka melakukan ibadah, kami tidak ingin mengganggu kesucian ibadah sehingga kami melakukan penangkapan untuk mengamankan agenda itu," katanya.

Tito menegaskan bahwa kepolisian tidak ingin ada kekacauan dalam aksi 2 Desember 2016.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016