Berlin (ANTARA News) - Mesir, Minggu, menyatakan negara itu berkeinginan membawa kembali patung Ratu Nefertiti yang telah berusia 3.400 tahun dari Jerman bagi pembukaan museum sejarah dekat Piramid Besar pada 2012, kendatipun Berlin merasa keberatan. Direktur Dewan Agung Benda-benda Antik, Zahi Hawass, mengemukakan kepada mingguan Jerman, Der Spiegel, dalam edisi yang disiarkan Senin bahwa dirinya akan mengajukan permintaan resmi peminjaman selama tiga bulan patung dari batu kapur yang tak ternilai harganya itu. "Jika Berlin merasa keberatan, kami akan mengubah langkah kami," ujar Hawass memperingatkan, dengan menyatakan Mesir kemungkinan akan bergabung dengan negara-negara seperti China, Turki, Yunani, Italia, Meksiko, Suriah dan Irak "untuk menempatkan secara bersama daftar artefak yang kami inginkan agar dikembalikan dari mancanegara." Menurut Hawass, Jerman tidak memperoleh patung Nefertiti secara legal, dan Mesir telah ditipu agar menyerahkannya, itulah sebabnya mengapa Kairo bersikeras agar artefak itu direpatriasi selama beberapa dekade terakhir. "Bahkan Adolf Hitler sendiri pada mulanya tak merasa keberatan dengan imbauan awal bagi pengembaliannya." Namun terlepas dari apakah Nefertiti berada di Berlin secara ilegal atau legal, rakyat Mesir berhak untuk mengagumi ratu kuno mereka secara langsung, katanya, seperti dikutip AFP. Terlalu pelik dan berharga? Menteri Kebudayaan Jerman, Bernd Neumann, dan Museum Altes di Berlin telah menolak permohonan peminjaman dari Kairo, dengan alasan Nefertiti terlalu pelik dan berharga untuk diangkut, kata Hawass. "Saya tak percaya pengambil keputusan seperti Menteri Neumann akan menyatakan pandangan tak bersahabat dan tak bertanggugnjawab seperti itu dan mengancam kerjasama ilmiah antara Jerman dan Mesir," katanya. Hawass telah melakukan misi untuk mandapatkan kembali berbagai benda antik Mesir yang tersebar di beberapa museum di seluruh dunia. Nefertiti, yang dikenal sebagai salah satu ratu yang sangat cantik dalam sejarah Mesir kuno, adalah istri Raja Akhenaton. Firaun Mesir itu dikenang sepanjang masa karena telah mengubah kerajaannya menjadi penganut ajaran monoteisme, dengan hanya menyembah satu Dewa Matahari, Aton. Museum Besar Mesir yang baru dijadwalkan akan dibuka pada 2012 dekat lokasi Piramid Besar di Giza, luar kota Kairo. (*)

Copyright © ANTARA 2007