Ancaman nyata yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan berpengaruh terhadap ketahanan nasional seperti terorisme dan radikalisme, pemberontakan bersenjata, bencana alam, isu kebangkitan komunisme gaya baru, perang cyber dan intelijen atau peredaran dan p
Padang (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan Republik Indonesia membentuk kader bela negara di Sumatera Barat yang diikuti 300 peserta dan diselenggarakan di Padang pada 14-16 Desember 2016.

Kepala Sub Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Kolonel Arh Eddy Endrayana di Padang, Rabu, menyampaikan pentingnya pembentukan kesadaran bela negara, khususnya para pemuda Indonesia karena perkembangan global yang dinamis menjadi peluang dan tantangan bagi pembangunan bangsa dan negara.

"Ancaman nyata yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan berpengaruh terhadap ketahanan nasional seperti terorisme dan radikalisme, pemberontakan bersenjata, bencana alam, isu kebangkitan komunisme gaya baru, perang cyber dan intelijen atau peredaran dan penyalahgunaan narkoba," katanya.

Peserta yang mengikuti pembentukan kader bela negara dari seluruh Provinsi Sumatera Barat khususnya Padang, Bukittinggi dan Pariaman.

Ke-300 orang ini berasal dari berbagai latar belakang, ada mahasiswa perwakilan dari 10 kampus di Sumbar, dari akademi pelayaran, pengadilan, organisasi masyarakat, Aparatur Sipil Negara (ASN), Resimen Mahasiswa (Menwa) dan dari masyarakat.

Ia menuturkan bahwa pembentukan kader bela negara selama tiga hari disebut kader muda dengan kurikulum yang telah ditentukan. Peserta kader bela negara menggunakan seragam loreng biru dan abu-abu.

Kegiatan bela negara terbagi dalam tiga kategori, pembentukan kader dalam satu bulan disebut kader pembina, pembentukan kader dalam dua minggu disebut kader bela negara, dan pembentukan kader dalam tiga hari disebut kader muda.

"Bela negara itu bukan militer, bukan wajib perang, bukan yang keras-keras, tapi pembentukan sikap dan perilaku," katanya.

Ia menjelaskan, tujuan pembentukan kader bela negara untuk membentuk sikap dan perilaku segenap warga negara Indonesia khususnya di daerah Padang. Sehingga memunculkan rasa cinta tanah air berdasarkan UUD 1945 dan dapat mengaplikasikan nilai-nilai budaya itu sendiri dalam kegiatan sehari-hari.

Ia mencontohkan bela negara bagi mahasiswa bisa dengan belajar yang bagus dan mengikuti aturan kampus, bagi ASN bisa dengan menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.

"Kegiatan ini sejak tahun 2014 dan sampai kurun waktu tahun 2024. Kader bela negara diharapkan mencapai 100.000.000 juta orang di seluruh wilayah Indonesia," katanya.

Ia berharap sebagai pembina kepada kader agar tetap berkonsentrasi pada tujuan dan cita-citanya.

Dia mengatakan, mencapai cita-cita yang gemilang dan berguna bagi nusa dan bangsa merupakan bela negara, juga mengaplikasikan materi-materi yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai profesi masing-masing.

"Kader bela negara menjadi contoh bagi masyarakat lain di kantor, di kampus dan di keluarganya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim sebagai salah satu pemateri mengimbau pada generasi muda dan masyarakat Sumbar agar jangan terprovokasi dengan isu-isu yang ada, tetapi dipelajari, dikuasai terlebih dahulu sebelum ditanggapi.

Banyak "kenakalan" dari negara luar yang akan menguasai ekonomi, rakyat yang dibodohi dengan narkoba, merupakan hal yang harus diantisipasi.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016