Jakarta (ANTARA News) - International Parliementary Union (IPU) sejenis PBB-nya parlemen sedunia yang beranggotakan 148 negara, termasuk Israel, karenanya negara ini sebagaimana pula Indonesia berhak mengikuti sidang IPU ke-116 di Bali. Pernyataan itu dilontarkan Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Abdillah Toha, selaku Ketua Panitia 116th International Parliementary Union (IPU) Assembly, di Jakarta, Selasa, menanggapi pro-kontra kedatangan delegasi Israel mengikuti sidang IPU tersebut. "Tentang rencana keikutsertaan delegasi Israel dalam peristiwa multilateral di Bali yang dijadwalkan mulai berlangsung akhir pekan ini, harus saya tegaskan bahwa, pertama, IPU adalah sejenis PBB-nya parlemen dunia, dan Israel salah satu dari 148 negara anggota," kata Abdillah Toha, politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Hal yang kedua, tambah anggota Excom IPU tersebut, setiap negara anggota berhak hadir dalam sidang IPU dan tidak ada yang bisa melarangnya. "Ketiga, yang mengundang IPU bukan kita. Kita hanya menyediakan tempat. Keempat, masyarakat berhak menyatakan sikap menolak kedatangan delegasi Israel. Tetapi kalau DPR RI melarang Israel hadir, berarti kita harus keluar dari keanggotaan parlemen dunia itu, dan berarti Sidang IPU yang sudah dipersiapkan lama dan akan dihadiri oleh lebih 100 negara itu akan batal," katanya mengingatkan. Selanjutnya, kelima, kata Abdillah Toha, seharusnya yang menjadi tuan rumah tahun ini, Thailand, tetapi karena keanggotaan negara gajah putih itu dibekukan, gara-gara kudeta, Indonesia sebagai sesama anggota ASEAN secara mendadak diminta untuk menggantikannya pada sidang bulan Oktober lalu di Geneva. "Keenam, sejauh ini tidak satu pun negara anggota yang keberatan atas kehadiran atau keanggotaan Israel, seperti juga partisipasi mereka di PBB. Ketujuh, Israel datang atau tidak, tidak akan mengubah posisi dan sikap Indonesia terhadap negara zionis tersebut, tidak akan ada kontak bilateral antara kita dengan Israel," kata Abdillah Toha. Kedelapan, dalam sidang-sidang IPU sebelum ini, justru sering ada resolusi mengecam Israel dan AS yang lolos. "Karenanya, AS keluar dari keanggotaan IPU beberapa tahun lalu, mungkin karena sering dikecam dan karena di IPU tidak ada hak veto," katanya. Terakhir, atau kesembilan, demikian Abdillah Toha, sampai hari ini sudah 115 negara yang menyatakan hadir, tidak termasuk Israel. "Bisa jadi mereka memutuskan tidak datang," kata Ketua Panitia 116th IPU Assembly, Abdillah Toha mengakhiri penjelasannya, khususnya tentang posisi Indonesia terhadap delegasi Israel.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007