Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat indeks harga saham gabungan (IHSG) telah menguat 15,32 persen dan ditutup di level 5.296,71 poin pada 2016.

"Pertumbuhan IHSG itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, tertinggi kedua di antara bursa-bursa utama dunia," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio dalam paparan akhir tahun 2016 di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan bahwa rata-rata nilai transaksi harian pada 2016 ini juga mengalami peningkatan sekitar 30,03 persen menjadi Rp7,49 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp5,76 triliun.

Sementara rata-rata frekuensi perdagangan harian tumbuh 18,91 persen menjadi 264.127 kali transaksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dan rata-rata volume transaksi harian naik 31,36 persen menjadi 7,827 miliar lembar saham dibandingkan 2015 sebanyak 5,93 miliar lembar saham.

Untuk kapitalisasi pasar, juga meningkat 18,18 persen menjadi Rp5,753,61 triliun dibandingkan dengan 2015 lalu.

"Dalam 10 tahun terakhir, IHSG juga telah mengalami penguatan sebesar 193,36 persen yang merupakan kenaikan tertinggi di antara bursa-bursa utama dunia," paparnya.

Ia juga menyampaikan bahwa jumlah dana yang berhasil dihimpun di sepanjang 2016 juga mencapai nilai tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yakni sebesar Rp674,39 triliun dan 247,50 juta dolar AS.

Jumlah itu terdiri dari, aktivitas pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp12,11 triliun, pencatatan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sebesar Rp61,85 triliun, penerbitan waran sebesar Rp1,14 triliun, 84 emisi baru obligasi dan sukuk korporasi yang diterbitkan oleh 56 emiten senilai Rp113,29 triliun dan 47,50 juta dolar AS.

Selain itu, satu produk exchange traded fund (ETF) senilai Rp6,3 miliar, dua emisi efek beragun aset (EBA) senilai Rp1,37 triliun, serta 220 seri surat berharga negara (SBN) senilai Rp484,63 triliun dan 200 juta dolar AS.

"Sebagian besar dari dana yang diraih oleh perusahaan itu digunakan untuk pengembangan usaha dan penambahan modal. Pencapaian itu merupakan cerminan dari kekuatan ekonomi Indonesia," tutur Tito Sulistio.

Pada 2017, ia mengatakan bahwa pihaknya yakin nilai dana yang yang dihimpun dari pasar modal akan terus meningkat, sehingga peran pasar modal dalam mewujudkan pembangunan akan semakin dirasakan oleh masyarakat.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016