Yogyakarta (ANTARA News) - Gempa tektonik berkekuatan 4 Skala Richter (SR) yang terjadi di Yogyakarta, Kamis sekira pukul 09.59 WIB, menyebabkan sebagian besar warga di wilayah Kabupaten Bantul terutama di kecamatan Dlingo dan Kretek, panik. Rohmat, staf Bagian Umum Kecamatan Dlingo mengatakan, warga merasakan getaran gempa cukup kuat, bahkan barang-barang ikut bergerak. Laporan BMG Yogyakarta menyebutkan posisi gempa terletak 8.18 derajat lintang selatan (LS) dan 110.36 derajat bujur timur (BT), berjarak sekitar 32 kilometer arah selatan Bantul. Gempa tersebut merupakan gempa tunggal dan dangkal, namun dirasakan warga di sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta terutama di Kabupaten Bantul. Menurut Rohmat, karena panik warga berhamburan keluar seperti yang dialami pegawai kantor kecamatan serta murid TK dan SD Terong I. Murid TK dan SD tersebut lari dari dalam ruang kelas keluar menuju jalan raya. Mereka tidak mau masuk lagi ke dalam kelas karena takut gempa susulan yang bisa merobohkan bangunan sekolah. Sementara itu, Tati, staf Layanan Umum Kecamatan Kretek, mengatakan di kantor kecamatan jalan Parangtritis Kilometer (Km) 21 getaran juga sangat terasa meski hanya sebentar. "Seluruh pegawai berhamburan keluar. Kepanikan sangat terasa karena mereka yang sedang duduk di kursi merasakan kuatnya getaran," kata dia. Sekretaris SAR Parangtritis, Taufik yang dihubungi terpisah mengatakan gempa yang terjadi tidak berpengaruh pada gelombang laut di pantai selatan. "Menurut anggota SAR di lapangan, gelombang laut hanya pasang surut seperti biasa, tidak ada perubahan sama sekali," katanya. Di kawasan Parangtritis gempa ini hanya dirasakan sebagian warga atau wisatawan yang duduk, sedangkan mereka yang melakukan aktivitas relatif tidak merasakannya. Ia menambahkan, di pantai selatan sudah dipasang delapan titik early warning system (sistem peringatan dini) yang akan berfungsi jika ada ancaman tsunami.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007