Jakarta (ANTARA News) - Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri mengaku kesulitan mengidentifikasi jenazah-jenazah korban KM Zahro Express, salah satunya karena kurangnya data ante mortem dari keluarga korban.

"Kami berupaya semaksimal mungkin mengindetifikasi semata-mata karena kami mengalami kesulitan data-data ante mortemnya yang masih sangat kurang," kata Kepala Pusdokkes Polri Brigjen Pol dr Arthur Tampi di Instalasi Kedokteran Forensik Pusdokkes Rumah Sakit Bhayangkara R.Said Sukanto (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta, Selasa.

"Sementara sejak awal sudah kami informasikan bahwa jenazah dalam kondisi terbakar 100 persen," imbuh dia.

Arthur mengimbau keluarga korban membawa data rekam medis kesehatan gigi saat melapor ke Posko Ante Mortem RS Polri.

"Kami mengharapkan yang belum teridentifikasi supaya memberikan informasi utamanya soal rekam gigi karena kita banyak terbantu dengan foto panorama gigi, catatan perawatan gigi. Bisa dicocokkan dengan data yang kami dapatkan," kata dia.

Polisi hari ini berhasil mengindentifikasi lima jenazah lainnya korban KM Zahro Express yang kelimanya mengalami luka bakar 100 persen.

Mereka adalah M. Nurdin (40) asal Depok, Nazwa Sarla (11) asal Depok, Moh. Bunyamin (43) asal Cilandak. Kemudian, Yeti Herawati (43) asal Bogor dan Otih Sugiarti (69) asal Bandung.

Kelimanya telah diserahkan kepada keluarganya untuk segera dimakamkan. Sebelum itu, polisi telah mengindentifikasi enam lainnya dari 23 jenazah dan keenamnya telah diserahkan kepada keluarga pada Minggu (1/1) dan Senin (2/1).

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017