Tulungagung (ANTARA News) - Harga cabai di pasaran Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terus merangkak naik hingga mendekati kisaran Rp100 ribu per kilogram.

Koresponden Antara di Tulungagung, Jumat melaporkan, kenaikan terpantau terus terjadi hampir setiap hari di pasar besar Ngemplak, Tulungagung.

Jika tiga hari sebelumnya harga cabai rawit masih di kisaran Rp80 ribu per kilogram, saat ini fluktuasi negatif sehingga menyebabkan nilai jual komoditas bumbu pedas ini mencapai Rp92.500 ribu per kilogram.

"Kenaikan harga (cabai) terjadi di hampir semua daerah, termasuk Tulungagung," kata Kabid Perdagangan Disperindag I Wayan Suastama di Tulungagung.

Berdasar data sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (SISKAPERBAPO), harga cabai rawit tetap bertahan di kisaran Rp92,3 ribu per kilogram.

Begitu pun cabai besar tetap Rp35 ribu per kilogram. Namun penurunan justru terjadi pada cabai keriting turun 4,63 persen dari Rp36 ribu menjadi Rp34,3 ribu per kilogram.

Menurut penjelasan Wayan, ada tiga faktor yang memicu kenaikan harga komoditas cabai, yakni lancar-tidaknya distribusi antardaerah, produksi dari petani, maupun persediaan di pasaran.

Dan jika ada salah satu hal menghambat, tentunya bisa berimbas pada kenaikan maupun penurunan harga komoditi tersebut di pasaran.

"Semua faktor tersebut saling terkait satu sama lain," imbuhnya.

Wayan mengakui, komoditi cabai tidak semuanya berasal dari Tulungagung. Bahkan ada pedagang besar yang lebih memilih mendatangkan dari luar kota, seperti Nganjuk.

Untuk itu, pihaknya kesulitan menekan laju kenaikan harga karena permasalahan juga timbul di daerah lain.

"Komoditi ini tidak sama dengan beras yang selalu dikontrol pemerintah. Untuk itu semua harus bersabar menunggu harga kembali normal," katanya.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017