Jakarta (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi mengusulkan kenaikan Pungutan Ekspor (PE) minyak sawit mentah (CPO) dari 1,5 persen hingga 10-15 persen. "Bisa naikkan pungutan ekspor hingga 10-15 persen. Temporer hingga satu bulan, kalau harga sudah stabil, PE bisa diturunkan lagi," katanya di Jakarta, Senin. Langkah tersebut, lanjut dia, seharusnya diambil pemerintah ketika imbauan kepada produsen untuk meningkatkan supali ke pasar tidak dipatuhi. "Jangan pengusaha hanya ambil untung,"ujarnya. Sofyan menambahkan, Operasi Pasar (OP) minyak goreng juga harus dilakukan oleh produsen. "Selama ini mereka (produsen) sudah untung dengan harga tinggi CPO itu. Apalagi, kebutuhan dalam negeri kan hanya 20 persen, yang 80 persennya untuk ekspor," tambahnya. Harga CPO di pasar dunia yang diperkirakan akan terus naik hingga mencapai 800 dolar AS per ton, menyebabkan produsen lebih memilih ekspor dari pada memasok untuk kebutuhan dalam negeri. "Harga CPO di luar negeri tinggi menurut saya baik, tapi jangan sampai kebutuhan dalam negeri tidak tercukupi,"tegasnya. Ekspor CPO selama ini sebesar 12,1 juta ton, sedangkan kebutuhan dalam negeri sebesar 3,8 juta ton yang digunakan untuk industri minyak goreng sebanyak 2,8 juta ton dan sisanya untuk industri oleokimia, makanan, dan biofuel. Kebutuhan minyak goreng dalam negeri yang terbesar ada di Jawa, yaitu 200.000-280.000 ton per bulan sedangkan di luar Jawa, kebutuhannya mencapai 70.000-90.000 ton per bulan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007