Seol merupakan bagian dari timnas Korsel pada Piala Dunia 2002 yang mencapai semifinal pada perhelatan akbar itu di kandang sendiri, mencetak gol penyama kedudukan saat melawan Italia pada 16 besar sebelum Ahn Jung Hwan membawa Korsel secara mengejutkan menang 2-1 melalui "gol emas."
Lolosnya Korsel ke putaran final Piala Dunia 2018 di bawah asuhan pria Jerman Stielike masih jauh dari mulus, dan meski mereka berada di peringkat kedua di Grup A di bawah Iran, mereka hanya unggul satu angka atas Uzbekistan yang berada di peringkat ketiga.
Dua tim teratas dari Grup A dan B lolos otomatis ke putaran final di Rusia, sedangkan tim-tim peringkat ketiga akan bertemu untuk menentukan siapa yang berhak mengikuti playoff zona CONCACAF-Asia untuk memperebutkan satu tempat di putaran final.
Direktur teknik KFA Lee Yong Soo mengatakan mereka telah mencari pelatih dari Eropa untuk mengisi posisi kosong yang ditinggalkan Shin Tae Yong, yang mengambil alih timnas U-20 pada akhir tahun lalu, namun tidak dapat menemukan pengganti yang sesuai.
"Kami menghubungi beberapa pelatih dari Eropa namun tidak dapat menemukan kondisi-kondisi yang sesuai dan karena kami tidak memiliki waktu lebih banyak untuk mencari, kami memilih dari pelatih-pelatih domestik," kata Lee dalam pernyataannya.
"Setelah menghabiskan banyak karirnya di Eropa, Seol akan mampu memahami bagaimana manajer asing bekerja. Ia juga membawa banyak pengetahuan dan pengalaman sepak bola dan ini akan menjadi bantuan besar untuk Stielike."
Seol menghabiskan fase awal karirnya di Belgia bersama Royal Antwerp dan Anderlecht, sebelum pindah ke Inggris.
Ia kemudian bermain untuk Wolves, Reading, dan Fulham. Ia bermain untuk timnas selama sepuluh tahun, dengan catatan lebih dari 80 penampilan.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
