Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi, cenderung bertahan seperti hari sebelumnya pada Rp9.077/9.083 per dolar AS, karena antara aksi jual dan beli masih berimbang. "Aksi beli dan lepas terhadap kedua mata uang itu oleh pelaku pasar masih belum ramai, meski dolar AS di pasar regional menguat," kata Analis Valas PT Bank Mega Tbk, Hardian BP, di Jakarta, Rabu. Menurut dia, ketatnya pergerakan kedua mata uang itu juga terlihat dari harga tertinggi yang mencapai Rp9.081 per dolar AS dan terendah pada Rp9.080. Jadinya stabil rupiah juga karena mendapat dukungan dari membaiknya pasar saham regional yang didukung oleh sektor pertambangan, meski data manufaktur AS meningkat yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS masih berjalan dengan baik, katanya. Rupiah, lanjut Hardian, seharus bisa menguat, karena didukung oleh makro ekonomi Indonesia yang cukup baik, apalagi Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indonesia deflasi April mencapai 0,16 persen dari sebelumnya inflasi Maret 2007 sekitar 0,24 persen. "Kami optimis rupiah akan menguat pada penutupan sore nanti, karena faktor positif masih mendukung pergerakan mata uang lokal itu," katanya. Ia mengatakan data manufaktur AS yang menguat memicu dolar AS naik terhadap yen menjadi 119,77, terhadap euro menjadi 1,3603 dan euro terhadap yen menjadi 163,31. Dolar AS sebelumnya telah mendapat tekanan pasar, akibat pertumbuhan ekonomi AS yang melambat, namun tidak semua sektor di AS tumbuh melambat, seperti data manufaktur AS yang cenderung menguat, katanya. Mengenai yen, menurut dia, kemungkinan Bank Sentral Jepang (BoJ) akan menaikkan tingkat bunganya untuk memicu yen menguat, setelah beberapa waktu BoJ tetap mempertahankan bunganya sekitar 0,25 persen. Karena itu, pasar masih menunggu reaksi BoJ untuk segera merealisirkan kenaikan bunga untuk memicu yen menguat setelah berapa lama posisinya berada di bawah level 120 yen, ucapnya. Apabila yen menguat yang didukung oleh naiknya bunga bank itu, maka diperkirakan akan mendorong rupiah meningkat, karena yen merupakan faktor positif dari mata uang utama regional lainnya yang akhirnya mengimbas rupiah. Karena itu, peluang rupiah untuk menguat lebih besar akan bisa terjadi yang terus mendekati level Rp9.050 per dolar AS, karena selama ini rupiah sulit untuk mencapai posisi tersebut, demikian Hardian. (*)

Copyright © ANTARA 2007