Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri Kombes Pol Bambang Kuncoko mengatakan hingga kini belum ada bukti keterkaitan antara kerusuhan Poso, Sulawesi Tengah, dan kasus kerusuhan di Ambon kendati ada satu tersangka terlibat dalam dua kasus itu. "Tujuan para pembuat ricuh dan perusuh di Maluku dan Poso kan berbeda. Lagi pula, belum ada keterkaitan dua kasus ini," kata Kuncoko di Jakarta, Rabu. Ia mengakui bahwa Basri yang tertangkap di Poso Februari 2007 dan disebut-sebut salah satu tersangka utama kerusuhan Poso juga terlibat kasus di Ambon saat menyerang markas Brimob Polda Maluku. "Basri itu kan membunuh polisi di Markas Brimob Maluku karena mau mengambil senjata api di sana. Lalu, ia ke Poso dan membuat kerusuhan di sana. Tapi ini kan baru satu kasus sehingga belum bisa ditarik kesimpulan," katanya. Ia mengatakan situasi di Ambon tetap aman dan tidak ada penambahan polisi ke daerah itu kendati ada beberapa ledakan akhir-akhir ini. "Warga Ambon sudah tidak mempan lagi diprovokasi," katanya. Sebelumnya, satu granat meledak di halaman Masjid Al Fatah, pukul 04.30 WIT, Rabu (2/5) pagi namun tidak ada korban jiwa dan kerusakan dalam peristiwa itu. Selain itu ada pula ledakan granat di rumah Andre Gasper di Mardika, Maluku, Kamis (26/4) pukul 03.30 WIT, dan ledakan bom di Terminal Mardika, Maluku, Rabu (25/4) pukul 20.30 WIT. Ledakan granat di rumah Andre tidak menimbulkan korban jiwa dan hanya sebagian rumah rusak sedangka ledakan di Terminal Mardika menyebabkan seorang luka berat dan delapan luka ringan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007