Jakarta (ANTARA News) - Pengamat hukum Deny Indrayana menilai saat ini di Indonesia telah terjadi cukongisasi korupsi yang sangat luar biasa sehingga harapan untuk adanya reformasi politik dan reformasi di bidang hukum hanya merupakan mimpi di siang bolong. "Cukongisasi korupsi ini sangat luar biasa. Selama kita dijerat oleh kasus Bantuan Likwiditas Bank Indonesia (BLBI) maka reformasi politik dan reformasi hukum mimpi di siang bolong," kata pengamat hukum Deny Indrayana pada diskusi publik "BLBI, Riwayatmu Kini" di Jakarta, Kamis. Diskusi publik yang diselenggarakan oleh Professio Law Firm bekerja sama dengan Lembaga Riset Informasi menampilkan pembicara Deni Indrayana, Effendy Ghazali, Johan O Silalahi dan Sadli Isra. Menurut Deny, pemberantasan korupsi khususnya kasus BLBI akan menjadi sangat sulit dilakukan karena adanya cukongisasi dimana orang-orang yang "bermasalah", yang tersangkut kasus BLBI menjadi penyandang dana bagi para calon pemimpin di Indonesia seperti capres dan cawapres. Denny mencontohkan bagaimana pengakuan mantan Menteri Kelautan Rokhmin Damhuri yang mengatakan bahwa ia mndanai para calon presiden dari dana korupsi tersebut. "Dan itu 2009 akan terjadi lagi, terulang kembali. Masalah bagaimana kita bisa membiayai demokrasi ini mahal ini," kata Denny. Menurut Denny, saat ini jika bisa dibongkar relasi antara penguasa dan pengusaha yang ada tentu akan bisa membuka adanya cukongisasi ini. "Sebenarnya presiden yang harus menyelesaikan kasus BLBI ini, tapi apakah presiden berani," kata Denny. Menurut Denny kenapa masalah BLBI saat ini semua tidak sanggup menyelesaikan BLBI karena adanya cukongisasi korupsi tersebut. Cukongisasi tersebut, tambahnya, menjadi bumerang disana. Sebenarnya daerah-daerah yang harusnya memerangi korupsi justru menjadi episentrum pusat korupsi itu sendiri. "Yang kita perlukan adalah orang-orang bersih yang berani," kata Denny.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007