Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 27 persen rel aktif kereta api di Indonesia berumur lebih dari 75 tahun, sedangkan 43 persen lainnya berumur lebih dari 10 tahun, dan hanya 30 persen rel muda berumur lima hingga 10 tahun, demikian hasil audit PT KA yang diterima Kementerian Negara BUMN. "Karena saking setianya barangkali kita bisa memasukkan PT KA ke rekor MURI sebagai pemelihara terlama," kata Sekretaris Kementerian Negara BUMN Muhammad Said Didu di Jakarta, Kamis, dalam acara pergantian manajemen PT KA dan PT Pengerukan Indonesia. Ia mengatakan, saat ini PT KA menghadapi berbagai permasalahan pelik yang hingga kini belum tuntas termasuk sulitnya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana. Hingga kini salah satu BUMN yang bergerak di sektor transportasi massa itu termasuk dalam barisan BUMN dengan akumulasi keuangan "merah" alias merugi. "Ini yang menjadi tantangan bagi direksi dan komisaris utama mendatang," katanya. Selain persentase di atas, sejumlah sarana PT KA hingga kini sebanyak 30 persennya berumur di atas 70 tahun. Dengan sarana dan prasarana yang berumur "lanjut" tersebut menjadi ancaman tersendiri bagi PT KA apalagi dengan terbukanya kesempatan pihak swasta untuk membangun sarana prasarana kereta api pasca peraturan perundangan perkeretaapian yang baru. "Jangan sampai kepercayaan publik menjadi semakin turun," katanya. Itu belum ditambah dengan banyaknya kecelakaan kereta api yang terjadi akhir-akhir ini yang tampak semakin "menggenapkan" penderitaan PT KA. Said berharap dengan pergantian jajaran direksi dan komisaris utama membawa iklim segar yang baru. "Semoga tahun depan akumulasi keuangan PT KA menjadi `biru` bukan `merah` lagi (rugi)," demikian Muhammad Said Didu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007