Caracas, Venezuela (ANTARA News) - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, mengancam akan menasionalisasi bank-bank dan produsen besi terbesar di negara itu, jika mereka tetap melakukan apa yang dianggapnya sebagai "praktek-praktek kotor" Ancaman yang disampaikan pada Jumat atau Kamis waktu setempat itu tampaknya tidak berarti pengambilalihan segera, tapi lebih sebagai ancaman tegas kepada dunia usaha untuk lebih berkontribusi pada industri lokal, seperti terungkap dalam pidatonya yang menjanjikan Venezuela akan menjadi masyarakat bebas. Ancaman, yang ditiupkan berbarengan dengan langkah-langkah Chavez terakhir ini untuk menasionalisasi sektor telekomunikasi, perusahaan listrik dan sektor perminyakan, mengindikasikan keseriusan Chavez untuk menegaskan revolusi sosialis-nya. "Bank-bank swasta harus memberi prioritas pembiayaan kepada sektor industri Venezuela dengan biaya murah," kata Chavez, seperti dilaporkan AP. "Jika perbankan tidak setuju dengan ini, lebih baik mereka pergi dan menyerahkan bank mereka kepada saya untuk saya nasionalisasi dan membuat perbankan berperan bagi pembangunan negara ini serta tidak hanya berspekulasi atau mengejar keuntungan besar." Namun belum jelas apakah yang dimaksudkan Chavez hanya bank-bank Venezuela, termasuk Mercantil Servicios Financieros CA dan Banco Provincial SA, atau juga perbankan internasional lainnya dengan kantor cabang di negara itu, seperti Citigroup Inc. yang berbasis di New York dan bank asal Spanyol, Banco Bilbao Vizcaya Argentaria SA dan Banco Santander Central Hispano SA. Chavez juga memperingatkan bahwa pemerintah juga bisa saja mengambil alih produsen besi Sidor, dimana saham mayoritasnya dipegang Ternium SA yang berbasis di Luksemburg. Menurut Chavez, Sidor telah "menciptakan monopoli" dan menjual sebagian besar produksi ke luar negeri dan memaksa produsen lokal mengimpor pipa dari luar negeri. "Jika Sidor ... tidak segera setuju untuk mengubah proses ini, berarti mereka memaksa saya untuk menasionalisasinya," kata Chavez, yang menegaskan mereka seharusnya memprioritaskan industri nasional. "Saya lebih baik tidak," ujar Chavez ketika dia memerintahkan Menteri Pertambangan Jose Khan segera ke kantor pusat Sidor dan kembali dengan sebuah rekomendasi dalam 24 jam. Sidor dan bank-bank tidak memberi respon atas permintaan Chavez. "Saya kira itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini. Saya pikir tidak mungkin melakukan itu sekarang," kata Franklin Rojas, Direktur lembaga ekonomi CIECA yang berbasis di Caracas. Rojas mencatat, Chavez tampaknya bakal berhadapan dengan rekannya Presiden Argentina Nestor Kirchner, jika dia berusaha menasionalisasi Sidor. Perusahaan induk Sidor, Ternium dikuasai konglomerat asal Argentina, Techint Group. Chavez menyampaikan hal itu dalam pidato televisi, untuk membujuk warga Venezuela mengesampingkan materialisme dan mengenang pahlawan kemerdekaan Simon Bolivar seraya berkata negara itu harus menutupi jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. "Bolivar pernah berkata bahwa suatu hari nanti, hanya ada satu kelas masyarakat di Venezuela," kata Chavez. "Itulan yang akan kita tuju ... persamaan, keadilan." Chavez memulai kebijakan nasionalisasi pada Januari untuk medongkrak kontrol pemerintah atas industri strategis. Pemerintahnya kemudian mengambil alih operasi minyak multi miliar dolaran dari beberapa perusahaan minyak pekan ini dan mengatakan dia tidak akan membayar sepeser pun kompensesai pada mereka. "Kami tidak berpikir akan membayar uang untuk mencapai kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan tersebut," kata Menteri Perminyakan Rafael Ramirez, dalam transkrip pembicaraan dengan sebuah televisi nasional. Ramirez tidak mengelaborasi langkah lain yang mungkin dilakukan untuk memberi kompensasi kepada BP, PLC, ConocoPhillips, Exxon Mobil Corp., Chevron Corp., France`s Total SA dan perusahaan Norwegian Statoil ASA, yang telah berinvestasi lebih dari 17 miliar dolar AS dalam beberapa proyek. Ramirez juga menegaskan salah satu perusahaan itu, ConocoPhillips yang berbasis di Houston bakal diusir dari negara itu dan ditolak sebagai partner minoritas dalam sebuah proyek "joint venture" dengan pemerintah, jika mereka menolak pengambilalihan itu. Perusahaan itu menjadi satu-satunya perusahaan yang menolak menandatangani kesepakatan pengambilalihan itu. "Saya tidak berusaha menipu siapapun," kata Chavez. "Saya hanya memerintah negara ini dan negara ini telah berulang kali memilih saya. ...Semua yang memilih saya mendukung sosialisme dan itu arah pergerakan kita." (*)

Copyright © ANTARA 2007