Kyoto (ANTARA News) - Indonesia menilai sudah saatnya Asian Development Bank (ADB) berinteraksi dengan pasar keuangan untuk menggunakan dana-dana publik yang tersedia dan lebih berempati terhadap anggotanya dengam memberikan pinjaman secara mudah, kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan, Anggito Abimanyu. Di Kyoto, Jepang, Jumat, ia mengemukakan hal itu sebelum memasuki perundingan tingkat pejabat senior ASEAN plus (+) 3 (Jepang, Cina dan Korea Selatan). "Meski sebagai bank pembangunan, hendaknya ADB bisa berinteraksi dengan pasar, agar bisa menambah akses dana melalui pasar uang," ujarnya. Menurut dia, hal lainnya yang perlu direformasi ADB adalah nilai ke-Asia-an yang disandangnya serta empatinya baik dalam memberikan kemudahan pinjaman dan resiko yang lebih kecil. "ADB perlu juga meningkatkan `advis` serta bantuan teknis kepada negara-negara berkembang di Asia sekaligus fokus pada sektor mana dan negara mana yang perlu mendapat bantuan," kata Anggito. ADB pertamakali didirikan pada 1966 dan setahun kemudian melangsungkan pertemuan setiap tahunanya. Lembaga tersebut membantu negara-negara berkembang di Asia melalui instrumen keuangan, seperti pinjaman, hibah, bantuan teknis dan penjaminan. Lembaga yang bermarkas di Manila, Filipina itu juga menyediakan sejumlah sumber dana dari berbagai pasar modal. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007