Canberra (ANTARA News) - Gaun pengantin putih yang disumbangkan Adjie Notonegoro Jumat malam menjadikan dirinya perancang mode Indonesia pertama yang menyumbangkan karyanya ke Galeri Nasional Australia (NGA), kata Kurator Seni Asia NGA, Lucie Folan. "Adjie Notonegoro memang desainer Indonesia pertama yang menyumbangkan karyanya ke Galeri Nasional Australia," katanya kepada ANTARA News yang menemuinya di sela pagelaran fesyen perancang mode kelahiran Jakarta 18 Juli 1961 itu di Playhouse, Canberra Theatre Center, Jumat malam. Folan mengatakan gaun pengantin putih yang diserahkan Adjie Notonegoro secara simbolik seusai penampilan sepuluh model profesional "The House of Adjie"-nya itu menambah kekayaan koleksi tekstil Indonesia di NGA, khususnya busana komtemporer karya perancang kenamaan Indonesia. "Galeri Nasional Australia memiliki koleksi tekstil dari Indonesia, India, dan Asia Tenggara yang sangat lengkap. Adanya karya Adjie memperkaya koleksi kami tentang tekstil Indonesia dari masa lalu hingga kontemporer," katanya. Adjie turut didampingi Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, dan istri, saat menyerahkan secara simbolik gaun pengantin putih rancangannya yang masih dikenakan seorang modelnya kepada Lucie Folan. Sebelumnya, dalam pagelaran fesyennya yang bertema "Batik: Warisan Indonesia" itu, ratusan orang, termasuk kalangan pengusaha butik dan retail, serta perancang Australia, memadati ruangan Playhouse, Canberra Theatre Center, tempat berlangsungnya acara itu. Pagelaran fesyen Adjie yang diselenggarakan KBRI Canberra bekerja sama dengan berbagai unsur komunitas Indonesia di Canberra, "Garuda Indonesia", "Indo Cafe", "Java Style", "Indomedia", dan "Altelindo" itu juga dimeriahkan dengan penampilan para penari asuhan Isti Monfries yang membawakan tarian "Sriwijaya" dan "Saman". Para penonton, termasuk puluhan undangan VIP bersama pasangan, disuguhi lebih dari 25 koleksi kebaya batik terbaru Adjie Notonegoro dalam dua sesi. Dubes Hamzah Thayeb menyampaikan terima kasih atas sambutan dan antusiasme para undangan, khususnya publik Australia, seperti terlihat dari penuhnya kursi. "Sebenarnya pada mulanya, acara ini hanya untuk para istri korps diplomatik saja. Namun mengingat talenta besar dan ketokohan desainer Adjie dalam dunia fesyen Indonesia, tidak berbagi visinya bersama anda semua malam ini merupakan sebuah `tindakan kriminal` di pihak saya," katanya yang disambut tawa hadirin. Di antara para hadirin, termasuk warga Australia yang datang bersama pasangan mereka berpakaian batik atau berselendang dengan motif khas Indonesia. Rita, warga Australia keturunan Belanda, yang ditemui seusai acara mengatakan, pagelaran fesyen Adjie sangat "fantastik" dan mengingatkan dirinya kembali pada kekayaan budaya Indonesia yang pernah dirasakannya ketika ia tinggal selama 18 tahun di Jakarta. "Saya sangat senang bisa menyaksikan karya-karya kebaya batik Adjie malam ini," kata Rita yang meninggalkan Indonesia pada 1946 dan menetap di Australia selama lebih dari 60 tahun ini.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007