Malang (ANTARA News) - Para pengusaha hotel di kawasan Malang Raya (Kota dan Kabupaten Malang serta Kota Batu) mengaku pasrah terhadap dampak semburan lumpur Lapindo yang saat ini semakin meluas dan memperburuk tingkat hunian hotel. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Malang Herman Sediono, Sabtu, mengatakan, sudah ada beberapa pemilik hotel yang menawarkan hotel miliknya agar diambilalih perusahaan lain, karena sudah tak mampu membiayai operasional hotel. "Sudah delapan pemilik hotel yang menawarkan kepada saya untuk mengambilalih hotel miliknya, karena sudah tak mampu lagi menutup biaya operasional akibat minimnya jumlah tamu yang menginap," katanya dalam dialog interaktif kerjasama LKBN ANTARA dengan Radio Citra Protiga di Malang. Senada dengan Herman Sediono, Ketua PHRI Batu, Heru Suprapto juga mengakui, sejak adanya luapan lumpur Lapindo tingkat hunian hotel di Kota Batu berkurang hingga 70 persen dan rata-rata setiap hotel hanya 20 persen. Dikatakannya, saat Indonesia dilanda krisis moneter tahun 1997 lalu tingkat hunian sudah menurun drastis dan diperparah adanya semburan lumpur Lapindo yang menutup akses transportasi dan jalan dari arah Surabaya ke Malang Raya. Oleh karena itu, katanya, satu-satunya solusi yang harus segera dilakukan adalah membuat jalan alternatif seperti membangun jalan tol ke arah Malang lewat Pacet-Mojokerto ataupun industri pariwisata di Malang Raya mengalihkan bidikan pengunjungnya, kalau sebelumnya wisatawan dari Surabaya, tapi sekarang mulai dialihkan. Beberapa pendengar yang ikut bergabung dalam dialog itu baik melalui SMS maupun "online" di radio rata mengeluhkan dampak lumpur Lapindo terhadap dunia industri baik usaha kecil maupun besar. Selain menanyakan berbagai hal terkait dampak lumpur Lapindo tersebut, masyarakat juga memberikan saran kepada pemerintah maupun pengusaha (PHRI) agar keduanya bersinergi dalam satu wilayah Malang Raya. "Kalau bisa produk-produk wisata yang dijual itu bisa dilakukan secara paket ke wilayah Malang Raya dan kalau ada kendala transportasi terutama yang dari arah surabaya, maka penyedia jasa wisata ini yang menjemput bola," kata Miftah, salah seorang pendengar.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007