Manila (ANTARA News) - Parlemen Filipina memberhentikan Perfecto Yasay dari jabatan menteri luar negeri pada Rabu, delapan bulan setelah ditunjuk oleh Presiden Rodrigo Duterte, akibat "sejumlah persoalan mendesak" terkait kelayakannya.

Yasay diberhentikan dari jabatannya dalam sidang Kongres dalam keputusan mufakat, beberapa jam setelah sidang uji kelayakan saat Yasay diperiksa terkait status kewarga-negaraannya saat menerima pekerjaan sebagai menteri luar negeri.

Rincian alasan di balik keputusan sidang paripurna beranggotakan 15 orang untuk memecat Yasay tersebut belum jelas.

Yasay adalah anggota dari lingkaran dekat Presiden Duterte.

Sebelumnya, banyak tudingan miring yang dialamatkan kepada Yasay, seorang pengacara hasil didikan Amerika Serikat. Salah satu di antaranya adalah, dia secara ilegal menerima paspor Amerika Serikat saat ditunjuk sebagai menteri luar negeri.

Dalam sidang uji kelayakan awal, sejumlah anggota parlemen memaparkan perbedaan pernyataan Yasay yang diungkapkan kepada komite Konggres dan dalam sejumlah wawancara media pekan ini.

Yasay diduga berbohong terkait apakah dirinya sudah menyandang status sebagai warga negara Amerika Serikat, sudah memegang paspor negara tersebut, dan status permohonan naturalisasi yang pernah dia serahkan ke bagian imigrasi Amerika Serikat.

Yasay tidak hadir saat parlemen memutuskan untuk memecat dirinya. Orang dekat Yasay, dalam wawancara melalui telepon, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengeluarkan pernyataan tertulis untuk saat ini.

Kepala komite luar negeri Senat, Panfilo Lacson, mengatakan bahwa komisi untuk penunjukan kabinet merasa tidak senang dengan pernyataan berbeda yang disampaikan Yasay di bawah sumpah. Dia menegaskan bahwa keputusan pada Rabu sudah final.

"Kami semua tahu betapa dekat dia dengan presiden. Kami beranggapan bahwa dia tidak jujur, dia berputar-putar saat menjawab pertanyaan dalam sesi uji kelayakan," kata Lacson kepada wartawan.

Menteri dalam kabinet pemerintahan di Filipina harus menjalani sesi uji kelayakan di depan parlemen. Namun sidang tersebut biasanya digelar lama setelah menteri yang ditunjuk memulai pekerjaannya.

Juru bicara kementerian luar negeri Filipina, Charles Jose, mengatakan melalui pesan singkat bahwa jajarannya menghormati keputusan parlemen dan akan memastikan peralihan mulus segera setelah Duterte menunjuk pejabat baru, demikian Reuters.

(Uu.G005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017