Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah sebesar 58 poin menjadi Rp13.381 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.323 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, menyampaikan bahwa dolar AS terapresiasi menyusul laporan pekerjaan sektor swasta Amerika Serikat yang lebih baik dari ekspektasi.

"Situasi itu mendorong harapan kenaikan suku bunga The Fed sehingga membantu dolar AS diperdagangkan lebih tinggi terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah," katanya.

Ia menambahkan bahwa kondisi itu juga membuat pelaku pasar uang cenderung melakukan akumulasi aset berdenominasi dolar AS setelah meningkatnya keyakinan kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa pelemahan mata uang di kawasan Asia turut memberi pengaruh negatif terhadap pergerakan rupiah.

"Pelemahan mata uang Asia dimotori oleh yen Jepang yang justru menurun merespons penurunan data current account-nya dan diikuti oleh berbalik melemahnya euro menjelang pertemuan bank sentral Eropa," katanya.

Akibatnya, lanjut dia, data positif dari cadangan devisa dan keyakinan konsumen Indonesia cenderung tertupi oleh sentimen eksternal.

Bank Indonesia mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2017 sebesar 117,1 atau lebih tinggi dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 115,3.

Sedangkan posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2017 tercatat sebesar 119,9 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2017 yang sebesar 116,9 miliar dolar AS.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.373 dibandingkan hari sebelumnya, Rabu (8/3), Rp13.340 per dolar AS.

(KR-ZMF/S024)

Pewarta: Zubi Marobi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017