Kyoto (ANTARA News) - Indonesia hadir pada pertemuan tahunan Bank Pembangunan Asia (ADB) ke-40 di Kyoto 4-7 Mei untuk menyampaikan perbaikan yang telah dilakukan pemerintah dan bukan untuk menambah utang, kata seorang anggota delegasi, Minggu. "Kita datang ke forum ADB ini bukan untuk mengutang, tetapi untuk menyampaikan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan oleh Indonesia, sehingga bisa menghasilkan kemajuan di sektor ekonominya," kata Anggito Abimanyu, anggota delegasi di forum ADB di Kyoto, Minggu. Dengan santai ia menjelaskan ADB merupakan forum multilateral, bukan bilateral, sementara pemerintah telah mengambil kebijakan bahwa pengelolaan hutang dilakukan lewat forum bilateral. "Forum ADB ini lebih besar dari sekedar membicarakan utang, tetapi bagaimana perbaikan-perbaikan terus dilakukan, sehingga membantu dalam menghasilkan berbagai kebijakan strategis bagi ADB," katanya. Sejak Indonesia menyatakan keluar dari forum multilateral CGI awal 2007, tim ekonomi Indonesi membuat kebijakan agar pengelolaan utang dilakukan secara bilateral. Selama mengikuti forum yang berlangsung hingga 7 Mei itu, delegasi Indonesia kerap tampil menjadi pembicara dalam sejumlah seminar yang digelar pihak ADB. Dalam forum tersebut, tambahanya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati juga telah menjelaskan langkah-langkah yang telah ditempuh Indonesia dalam mengelola kebijakan perekonomian nasional, sehingga bisa menyesuaikan dengan kecenderungan ekonomi regional maupun global. Bahkan Sri Mulyani juga dilibatkan dalam diskusi yang menyangkut masalah masa depan ADB itu sendiri, katanya. Citra positif Kalangan perbankan internasional yang terlibat dengan ekonomi Indonesia mengemukakan Indoensia kini mampu memberikan pandangan yang lebih jelas kepada komunitas intenasional. Salah satu media peliput pertemuan tahunan ADB, Emerging Market, Minggu, menggambarkan secara positif peran pemerintah Indonesia dalam mengelola manajemen utangnya. Pemerintah juga dinilai aktif mengambil kesempatan untuk terus memberikan pandangan terbaru kepada komunitas bisnis internasional. Sejak tiba di Kyoto, Rabu (3/5) lalu, delegasi Indonesia terlihat aktif membangun komitmen dengan negara-negara lain, sekaligus memastikan bahwa kesepakatan yang telah tercapai bisa ditindaklanjuti secara lebih detail dan intensif oleh tim ekonomi di Jakarta. Beberapa kesepatan bilateral yang telah terjalin dengan negara-negara Asia, seperti Jepang, China dan Korea Selatan, juga akan diperluas dengan negara-negara maju lainnya, seperti Jerman, Perancis, Australia dan Amerika Serikat. "Forum ini harus diberdayakan, mengingat semua pejabat pembuat keputusan hadir di sini," kata salah seorang anggota delegasi lainnya. Menkeu bahkan di hari terakhir pertemuan tahunan masih menyempatkan diri bertemu dengan puluhan komunitas bisnis internasional yang juga hadir di acara tersebut untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kemajuan ekonomi yang telah dilakukan Indonesia. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007