Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan masih berpeluang naik, namun dibayangi bulan konsolidasi. "Peluang naik masih ada, namun secara historikal pada bulan-bulan ini (Mei) biasanya pasar mengalami konsolidasi," kata pengamat pasar modal Edwin Sinaga kepada ANTARA di Jakarta, akhir pekan ini. Menurut dia, pasar masih akan didorong oleh fundamental emiten yang baik, seperti dari hasil laporan kuartal pertama 2007 sebagian besar masih menunjukkan kenaikan. Selain itu, naiknya harga komoditi di pasar internasional juga masih menjadi pendorong naiknya saham-saham sektor perbankan dan perkebunan, terutama yang berbasis minyak kelapa sawit mentah (CPO/Crude Palm Oil). Sementara kondisi makro ekonomi, lanjutnya, belum ada perubahan. "Berita yang ada masih itu-itu aja. Hingga saat ini kondisi makro ekonomi masih menunjukkan hal yang positif, yang diawali deflasi April yang memberi peluang turunnya BI-rate. Rapat Dewan Geburnur Bank Indonesia pada Selasa besok diharapkan akan menentukan kebijakan melanjutkan perununan BI-rate. Turunnya BI-rate diharapkan akan mendorong saham-saham yang sensitif dengan suku bunga, seperti perbankan, otomotif dan properti. Dengan kondisi seperti ini, Edwin memperkirakan indeks BEJ akan bergerak fluktuatif dan naik terbatas. Pada perdagangan pekan ini, IHSG ditutup naik 13,692 poin atau 0,67 persen ke posisi 2.033,368 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa dan indeks LQ45 turun 0,895 poin atau 0,2 persen ke level 431,126. Pergerakan indeks BEJ yang variatif ini karena kondisi pasar yang sudah jenuh dan cenderung terjadi konsolidasi. Pada pekan ini saham lebih banyak digerakkan saham lapis kedua, dan saham-saham unggulan cenderung mengalami aksi ambil untung dari pelaku pasar. Hasil positif IHSG BEJ ini lebih cenderung didorong oleh penguatan bursa regional, masih positifnya makro ekonomi dan kecenderungan penguatan nilai rupiah hingga ditutup pada level di bawah Rp9.000 (Rp8.970 per dolar AS). (*)

Copyright © ANTARA 2007