Magelang (ANTARA News) - Menara (tower) sirine sebagai sistem penanda bahaya Gunung Merapi rencananya dipasang di lima tempat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada tahun 2007. Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesbanglinmas Pemkab Magelang, Heri Prawoto, di Magelang, Minggu, mengatakan, tower itu akan dibangun di Desa Kaliurang (Kecamatan Srumbung), Desa Ngargomulyo, Krinjing, Sengi (Kecamatan Dukun), dan Desa Wonolelo (Kecamatan Sawangan). "Pembangunan tower-tower itu untuk mengganti sistem peringatan dini Merapi yang telah rusak. Persiapan berupa perhitungan dan studinya telah dilakukan," katanya. Ia menjelaskan, program tersebut didanai pemerintah Jepang, sedangkan pelaksanaan pembangunannya bersama-sama dengan program pembangunan 37 sabo cekdam sejumlah kali di lereng Merapi, Kabupaten Magelang. Perhitungan tentang jumlah tower yang akan dibangun dilakukan atas kerjasama antara Kantor Kesbanglinmas Pemkab Magelang, Fakultas Teknik UGM Yogyakarta, dan Lembaga Konsultan Yachiyo Engineering and Associations dari Jepang. Ia mengemukakan, di lereng Merapi wilayah Magelang sebelumnya terdapat dua tower sistem peringatan dini tetapi telah rusak. Tower itu berada di Desa Ngargomulyo (Dukun) dan Kaliurang (Srumbung). Saat terjadi erupsi Merapi tahun 2006, katanya, komunikasi kepada warga desa-desa setempat tentang bahaya Merapi dilakukan melalui radio komunikasi, tetapi keberadaan tower sistem peringatan dini bahaya Merapi tetap dibutuhkan pada saat sekarang ini. Ia menjelaskan, peringatan dini bahaya Merapi di Magelang rencananya dikendalikan oleh Kantor Kesbanglinmas setempat. Berdasarkan laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian di Yogyakarta tentang peningkatan aktivitas vulkanik Merapi, katanya, bupati memerintahkan petugas membunyikan sirine yang dipasang di tower tersebut. Ia menambahkan, perkembangan aktivitas vulkanik Merapi saat ini relatif aman bagi aktivitas sehari-hari masyarakat setempat meskipun statusnya masih "Waspada Merapi" atau setingkat di atas "Aktif Normal Merapi". (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007