Jangan sampai hanya demi 40 orang (pendemo cor kaki, red.), pemerintah mengorbankan lebih dari 17 ribu orang yang secara langsung maupun tidak langsung sudah merasakan manfaat kehadiran pabrik semen."
Rembang (ANTARA News) - Warga yang tinggal di wilayah ring I Pabrik Semen Indonesia di Rembang menginginkan pabrik semen "pelat merah" itu segera beroperasi dengan sudah turunnya izin yang baru.

"Warga yang kontra itu dinamika yang terjadi dan harus dihormati," kata Kepala Desa Kadiwono, Rembang, Ahmad Ridwan, usai berdialog dengan Menteri BUMN Rini M Soemarno yang meninjau Pabrik Semen Indonesia, di Rembang, Jumat.

Hal tersebut diungkapkannya menanggapi adanya aksi mengecor kaki yang dilakukan kembali di depan Istana Negara, Jakarta, oleh sejumlah warga yang memprotes keluarnya izin baru pabrik semen di Rembang.

Namun, Ridwan menegaskan jangan sampai Presiden RI Joko Widodo mengabulkan gugatan warga yang kontra terkait izin baru yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 23 Februari 2017 itu.

"Jangan sampai izin lingkungan baru yang sudah keluar dicabut lagi. Masyarakat di sini sudah merasakan efeknya, sengsara ketika izin lingkungan pertama dicabut meski hanya beberapa bulan," katanya.

Menurut dia, pemerintah harus melihat kepentingan yang lebih besar, yakni 17 ribu warga di sekitar pabrik Semen Indonesia di Rembang yang sudah merasakan manfaat kehadiran pabrik semen di wilayah mereka.

"Jangan sampai hanya demi 40 orang (pendemo cor kaki, red.), pemerintah mengorbankan lebih dari 17 ribu orang yang secara langsung maupun tidak langsung sudah merasakan manfaat kehadiran pabrik semen," katanya.

Setidaknya ada lima desa di dua kecamatan yang termasuk wilayah ring I pabrik Semen Indonesia di Rembang, yakni Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Pasucen, Desa Kadiwono, dan Desa Timbrangan.

Selain lima desa itu, kata dia, warga di desa-desa lainnya juga ikut merasakan dampak positif kehadiran pabrik semen di Rembang, seperti Desa Ngampel yang secara administratif masuk Kabupaten Blora.

"Meski secara administratif masuk Blora, warga Desa Ngampel dan kami sudah seperti keluarga. Mereka juga sudah mulai diperhatikan Semen Indonesia, ikut merasakan manfaatnya," katanya.

Untuk warga yang kontra pabrik semen di wilayahnya, ia mengatakan di Desa Kadiwono hanya ada satu rumah yang tidak mendukung, tetapi hubungan dengan masyarakat lain yang sebagian besar mendukung tetap baik.

"Hubungan kemasyarakatannya tetap baik. Tidak ada masalah, mereka katanya juga hanya ikut-ikutan. Namun, tetap harmonis dan ikut bergotong royong. Ya, kami ingin pabrik semen segera diresmikan," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017