Buenos Aires (ANTARA News) - Mantan bintang sepak bola Argentina Diego Maradona mengakui dua hari setelah dia meninggalkan klinik jiwa untuk perawatan karena pengaruh alkohol yang dikonsumsinya terlalu banyak, jiwanya tidak pernah dalam bahaya selama krisis kesehatannya yang terakhir itu. "Saya ingin hidup," katanya Selasa dalam wawancara televisi Argentina pada program ShowMatch. Dia mengecam pemerintah Argentina karena beredar gosip dia meninggal dunia saat sakitnya yang paling akhir itu. Dia mengatakan akan memburu pihak-pihak yang bersalah, kendati jika termasuk presiden Nestor Kirchner sekali pun. "Saya benar tidak tahu mengapa semua orang menginginkan saya mati," kata mantan pemain berusia 46 tahun itu yang terlihat bengkak dan sulit bicara. Maradona keluar Minggu setelah dua pekan dirawat di klinik Avril Buenos Aires. Klinik itu termasuk rumah sakit dengan fasilitas keempat dimana dia mengalami perawatan terus-menerus sejak masuk ke sana 28 Maret lalu karena mengalami keracunan hepatitis akut disebabkan penyalah-gunaan alkohol. Bintang sepak bola yang dianggap salah satu terbaik di dunia itu yang juga pernah berjuang melawan ketergantungan kokain Selasa mengatakan, dia gemetar selama tinggal di klinik Avril. "Saya tidak akan merekomendasikan kepada siapa pun," katanya dalam wawancara itu. "Di sana amat buruk. Anda menerima keburukan karena dosa-dosa Anda - amat buruk." Dia kini hanya meminum jus dan sudah tidak meneggak kokain selama dua setengah tahun, katanya yang mendapat tepukan dari penonton. Ditanya apakah dia kini akan membuat dirinya lebih tenang dan lebih memperhatikan kesehatannya, dia menjawab, "Jika Tuhan menghendaki," demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007