Jakarta (ANTARA News) - Warga di Kelurahan Cikini menjadikan bantaran Sungai Ciliwung sebagai lahan pertanian.

Kelompok Tani Sehati menjadi pelopor pertanian di bantaran Sungai Ciliwung. Kegiatan yang bermula dari hobi sang Ketua kelompok dapat menjadi contoh dalam perkembangan pertanian di perkotaan.

Agus Dian (56) mengatakan bahwa kegiatan yang ia lakukan di bantaran Sungai Ciliwung bermula dari hobinya yang senang bercocok tanam. 

Bersama istrinya, Yani (57) memulai kegiatan tersebut pada bulan Desember 2014 dengan pembibitan tanaman.

Awal 2015, Agus dan istrinya memulai untuk menanam pohon dan tanaman di bantaran Sungai Ciliwung tersebut. Kelompok Tani yang berada di RT 17 RW 03, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat tersebut, telah memiliki 20 orang anggota kelompok dengan panjang lahan pertanian yang tersedia sepanjang 500 meter.

Namun menurut Agus, Lahan yang dipakai saat ini hanya 250 meter, jenis tanaman yang ditanam ada sekitar 62 jenis, dan lahan yang dikelolanya sepanjang 50 meter sisanya dikelola anggota.

"Setiap anggota kelompok mendapatkan lahan pertanian kurang lebih sepanjang 10 meter. Untuk bibit tanaman, setiap anggota dapat mengambil di tempat saya," kata agus. Sebagai Ketua Kelompok Tani, Agus bertanggung jawab terhadap bibit dan pengolahan hasil pertanian tersebut.

"Setiap hari kamis, kita adakan pertemuan dengan anggota untuk pengolahan hasil pertanian. Di pertemuan tersebut juga datang penyuluh pertanian dari Kecamatan," ucap Yani. 

"Selain untuk dikonsumsi sebagai sayuran, hasil pertanian juga diolah dalam bentuk makanan lain seperti abon cabe, alpukat sintetis, bir pletok dan lainnya," tambah Yani.

Setelah berjalan selama satu setengah tahun, Pemerintah Provinsi Jakarta memberikan bantuan kepada Agus dalam bentuk program P2KP atau Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dengan kucuran dana sebesar Rp15juta untuk satu tahun laporan.

Menurut Agus, modal itu dapat menghasilkan hasil panen dua kali lipat. Dari modal tersebut Agus dapat mendirikan rumah bibit dengan biaya Rp6 juta dan sisanya untuk pengolahan pertanian.

Selain di pertanian, Agus juga mencoba mengembangkan pembibitan ikan dengan kolam bantuan dari pemerintah. "Nantinya ikan ini juga dapat menjadi konsumsi untuk kelompok," ungkapnya.

Agus saat ini lebih fokus pada kegiatan untuk penghijauan di bantaran sungai, dengan kegiatan yang dilakukan itu, ia berharap seluruh warga yang berada di bantaran sungai sadar dan mulai mengikuti jejaknya membuat penghijauan di bantaran sungai.

Agus mengungkapkan bahwa pada Januari 2017 warga Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen yang berada di sisi sungai dari Kelurahan Cikini mulai mengikuti jejak Agus dalam penghijauan di bantaran Sungai Ciliwung.

Agus mengaku hanya meminta dukungan dari Pemerintah untuk program penghijaun tersebut agar nantinya seluruh bantaran sungai di Jakarta dapat hijau dan bersih.

(Ronny Dwikusuma/BPJS TK)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017