Samarinda (ANTARA News) - Personel Polres Kota Tarakan, Kalimantan Utara, terpaksa menembak mati seorang pria yang menyendera dua anak berusia di bawah lima tahun atau balita.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi Ade Yaya Suryana, dihubungi dari Samarinda, Rabu menyatakan, petugas terpaksa menembak mati pelaku penyanderaan bernama Fatahullah itu karena membahayakan jiwa orang lain dan berupaya menyerang petugas.

"Langkah tegas yang dilakukan, sudah sesuai prosedur karena pelaku mengancam jiwa orang lain," kata Ade Yaya Suryana.

Aksi penyenderaan yang dilakukan Fatahullah itu berlangsung di Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, pada Selasa (4/4).

Sejumlah polisi dibantu personel TNI yang tiba di lokasi sempat berupaya membujuk pelaku agar membebaskan kedua anak yang disandera tersebut.

Namun, upaya pembebasan melalui negosiasi gagal dan pelaku, yang merupakan paman dari dua balita itu, terus melawan dan berupaya menyerang petugas.

"Bahkan, pelaku semakin kalap sehingga petugas melepaskan tembakan peringatan ke udara namun pelaku terus melakukan perlawanan," tuturnya.

"Jadi setelah diberi tembakan peringatan dua kali, pelaku mencoba menusukkan pisau ke tubuh dua ponakannya yang disandera sehingga petugas terpaksa menembaknya," tegas Ade Yaya Suryana.

Pelaku yang akhirnya tewas tertembus timah panas polisi, kata Ade Yaya Suryana, langsung dievakuasi sementara dua balita yang sempat disandera pamannya itu berhasil diselamatkan tanpa menderita luka.

"Sebelum menyandera kedua ponakannya, pelaku sempat melukai seorang kerabatnya bernama Ernawati sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku diduga mengalami tekanan mental kemudian tiba-tiba mengambil pisau lalu menyerang kerabatnya sendiri kemudian menyandera kedua ponakannya itu," tuturnya.

"Namun katerengan tersebut masih terus di dalami untuk mengungkap motif pasti penyanderaan terhadap kedua balita itu," terang Ade Yaya Suryana.

Pewarta: Amirullah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017