Bandung (ANTARA) - Sejak pertengahan April 2007 hingga saat ini, KA Lodaya jurusan Bandung - Solo sudah tiga kali tergelincir di jalur selatan dan kejadiannya masih di wilayah kerja PT KAI Daerah Operasi (Daop) II Bandung. Pertama kali sebuah gerbong kereta KA Lodaya kelas bisnis tergelincir di Stasiun Bumi Waluya pada Rabu (18/4) sekitar pukul 09.13 WIB, kata Kahumas Daops II Sukendar Mulya, di Bandung, Kamis. Saat itu kereta bisnis yang berada di rangkaian paling belakang, salah satu as rodanya tergelincir di lintasan cepat. Kereta yang tergelincir terpaksa ditinggalkan di stasiun kecil itu. Penumpangnya juga dialihkan ke gerbong yang ada di depannya. Peristiwa kedua, KA Lodaya tergelincir saat melintas perdana di trek yang baru dibangun di Km223+3/4 di Kersamanah Kabupaten Garut. Kereta itu nyaris terguling ketika tanah penyangga rel yang baru dibangun itu bergeser yang mengakibatkan satu as rodanya tergelincir ke luar rel. Beruntung di lokasi itu masih banyak tim evakuasi yang tengah bekerja melakukan normalisasi jalur pasca tergulingnya KA Citra Jaya di lokasi itu. Seluruh rangkaian KA itu akhirnya bisa melanjutkan perjalanan menuju Solo meski sempat tertahan sekitar satu jam untuk menunggu kereta yang tergelincir kembali ke atas rel. Sedangkan terakhir, KA Lodaya tergelincir di Km224+7/8. Kali ini giliran kereta eksekutifnya yang anjlog dan mengakibatkan jalur selatan terhambat beberapa jam. Namun demikian dari ketiga kejadian itu, tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Sementara itu untuk mengetahui penyebab tergelincirnya satu gerbong KA Lodaya di Km224+7/8 itu, PT KAI mengirimkan tim pemeriksaan internal. Sementara itu kereta yang tergelincir akan dilakukan pengecekan dan perbaikan di bengkel PT KAI di Stasiun Bandung. Sukendar menyatakan, penyebab tergelincirnya satu kereta KA Lodaya itu masih diselidiki. "Tim internal PT KAI sudah dikerahkan ke sana, setiap ada kejadian tim langsung bergerak. Mungkin dalam beberapa hari ke depan hasilnya bisa diketahui," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007