Surabaya, (ANTARA News) - Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur bersama orginasasi masyarakat (ormas) Islam di Surabaya meminta pemerintah setempat menutup tempat peribadatan penganut Yahudi atau yang biasa disebut "Sinagoge" yang berlokasi di Jalan Kayon Nomor 4 Surabaya. Seruan tersebut disampaikan MUI Jatim bersama Gerakan Pemuda Ansor Surabaya, Barisan Ansor Serba Guna (Banser), dan ormas Islama lainnya melalui aksi yang digelar di depan halaman `Sinagoge` Surabaya, Rabu (7/1). Ketua Umum MUI Jatim, K.H. Abdusshomad Buchori mengatakan, setelah mempelajari kejahatan dan kebiadaban yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza akhir-akhir ini, maka MUI mengambil sikap tegas. "Mengutuk dan mengecam sekeras-kerasnya atas kejahatan dan kebiadaban yang dilakukan Israel yang telah mengakibatkan ratusan warga sipil dan anak-anak tak bersalah di Palestina meninggal," katanya. Selain itu, kata dia, MUI mendesak pemerintah RI selaku anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengehentikan kebiadaban Israel di Palestina. "Yang terakhir kami meminta kepada pemerintah agar keberadaan `Sinagoge` di Surabaya sebagai tempat kegiatan Yahudi segera ditutup," katanya. Di sisi lain, aktivitas ibadah penganut Yahudi di `Sinagoge` dinilai liar. Pasalnya, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya tidak pernah mengeluarkan izin peruntukan bangunan berarsitektur Belanda tersebut untuk `Sinagoge`. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Kota Surabaya, Sumarno membenarkan bahwa `Sinagoge` di Jalan Kayon tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). "Selama ini tempat tersebut difungsikan sebagai tempat tinggal. Tapi jika terbukti sebagai tempat peribadatan, maka kami akan menindaknya," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009